'Keraton Abal-abal Mengganggu dan Merusak Tatanan'

Ketua Umum FSKN, Sultan Sepuh XIV Cirebon, PRA.Arief Natadiningrat
Sumber :
  • Dok. Pribadi

VIVA – Selama beberapa pekan terakhir tanah air dihebohkan dengan munculnya sejumlah kerajaan instan. Awalnya, publik dikagetkan dengan munculnya Keraton Agung Sejagat atau KAS. Kerajaan yang berlokasi di Desa Pogung Jurutengah, Bayan, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, ini dipimpin oleh seorang pria yang dipanggil Sinuwun bernama asli Toto Santoso Hadiningrat. Sedangkan sang wanita yang bernama Fanni Aminadia dipanggil Kanjeng Ratu atau Dyah Gitarja.

Kontroversi KAS belum selesai, muncul Sunda Empire. Sama seperti KAS, Sunda Empire juga mengklaim menguasai seluruh dunia. Kemudian menyusul Kesultanan Selacau di Tasikmalaya. Ketua Umum Forum Silaturahmi Keraton Nusantara atau FSKN, Sultan Sepuh XIV, Arief Natadiningrat, mengatakan, munculnya sejumlah kerajaan abal-abal tersebut bisa mengancam keberadaan kerajaan-kerajaan resmi yang diakui pemerintah. Menurut dia, publik bisa memandang miring dan sinis terhadap keberadaan kerajaan yang resmi dan asli.

Kepada VIVAnews, Arief menuturkan, fenomena kerajaan-kerajaan palsu tersebut menambah ‘derita’ kerajaan-kerajaan resmi yang menurutnya tak diurus dengan bagus oleh negara.

Demikian petikan Wawancara Khusus antara VIVAnews dengan Sultan Keraton Kasepuhan Cirebon ini beberapa waktu lalu.

Bagaimana Anda melihat fenomena munculnya kerajaan-kerajaan palsu?

Pertama kita tentu kaget dan prihatin. Karena secara tiba-tiba muncul keraton-keraton baru ini. Dan kemunculan keraton-keraton ini menjadi sesuatu yang lucu-lucuan dan dagelan. Jadi seolah-olah keraton-keraton yang secara tiba-tiba muncul ini mirip dengan keraton-keraton yang ada.

Menurut Anda mengapa ini bisa terjadi? 

Jadi ini merupakan krisis budaya, juga krisis sosial. Dan mungkin juga krisis kemanusiaan karena pembicaraannya itu terlalu jauh menyimpang dari realita yang ada. 

Ketua Umum Forum Silaturahmi Keraton Nusantara atau FSKN, Sultan Sepuh XIV, Arief Natadiningrat 

Apa dampaknya bagi keraton-keraton yang resmi dan diakui negara?

Munculnya kerajaan-kerajaan baru ini merusak tatanan keraton-keraton yang ada. Jadi seolah keraton-keraton yang ada ini dianggapnya sama dengan keraton-keraton yang lucu-lucuan ini. Padahal, kondisi kita ini sekarang sudah sangat berat dalam melestarikan adat, menjaga tradisi, pusaka dan budaya yang ada di keraton-keraton seluruh Indonesia ini. Dan dengan ditambah muncul kerajaan-kerajaan yang baru-baru ini, sehingga masyarakat atau mungkin juga sebagian dari tokoh-tokoh pejabat atau tokoh yang lainnya melihat bahwa keraton-keraton yang benar-benar ada dan memang peninggalan raja-raja di seluruh Nusantara ini disamakan dengan keraton-keraton yang baru muncul ini.

Menurut Anda apa yang mesti dilakukan terhadap kerajaan-kerajaan baru ini?