Penderita DBD di Lamongan Turun Tajam

Sumber :

Surabaya Post - Dari tahun ke tahun, jumlah penderita demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Lamongan mengalami penurunan. Hingga akhir Januari 2010, tercatat hanya tujuh orang penderita yang dirawat di RSD dr Soegiri Lamongan.

Sementara itu, pada bulan yang sama tahun lalu tercatat 84 penderita dengan 65 orang di antaranya positif DBD.

Data itu disampaikan Kadinkes Lamongan M Shohib, melalui Kabag Humas dan Infokom, Aris Wibawa, Sabtu 30 Januari 2010.

Menurut Aris, penurunan itu cukup tajam jika dibandingkan dengan jumlah penderita pada Januari 2008, yakni 187 penderita. Rinciannya, 135 orang positif DBD dan 52 orang berstatus suspect.

“Satu orang di antaranya meninggal dunia,” ujarnya.

Aris menyatakan, ada sejumlah langkah antisipasi penyebaran DBD yang dilakukan Pemkab Lamongan. Antara lain, peningkatan koordinasi mengenai pelayanan penderita DBD dengan sejumlah rumah sakit, baik negeri maupun swasta, serta Balai Pengobatan (BP) di Lamongan.

Selain itu, dia melanjutkan, Dinkes mengintensifkan kegiatan pengendalian dan antisipasi kejadian luar biasa (KLB) DBD melalui penyiapan tim cepat.

“Penyuluhan yang dilakukan bidan desa juga terus kami gencarkan. Dengan semakin cepat penderita DBD teridentifikasi, berarti kemungkinan kesembuhan akan semakin tinggi,” kata dia.

Pada 2008, dia melanjutkan, situasi kasus DBD di Lamongan mencapai 691 penderita dan delapan orang meninggal dunia. Dengan rincian penderita, 552 orang positif DBD dan 139 orang suspect DBD.

Kasus terbanyak ditemukan di Puskesmas Lamongan sebanyak 84 penderita dan Puskesmas Sukodadi dengan 48 penderita.

Selanjutnya, pada 2009 lalu, situasi kasus DBD ini mengalami penurunan. Rinciannya, sebanyak 427 penderita, dengan empat orang meninggal dunia.

Jumlah penderita tersebut, 345 orang positif DBD dan 82 orang dinyatakan suspect DBD.

Tahun lalu, penderita terbanyak masih ditemui di Puskesmas Lamongan, sebanyak 48 penderita. “Urutan kedua ada di Puskesmas Moropelang Kecamatan Babat ada 39 penderita,” katanya.

Tahun ini, Aris menambahkan, Dinkes setempat sudah menyiapkan sebanyak 75 kilogram bubuk abate. Setiap kilogram bisa digunakan untuk 75 hingga 100 rumah.

Sementara itu, untuk fogging juga sudah disiapkan 25 titik fokus. Di mana setiap fokusnya bisa digunakan untuk 100 hingga 150 rumah.

Laporan: Dimyati Hamzah