KSAL: Panglima Perang Wanita Laksamana Malahayati Jadi Inspirasi Dalam Membangun Kekuatan Matra Laut

VIVA Militer: KSAL Laksamana TNI Muhammad Ali
Sumber :
  • Istimewa/Viva Militer

Jakarta – Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali mengungkapkan, sejarah telah mencatat bahwa terdapat seorang tokoh wanita yang menjadi inspirasi bagi para perwira Korps Wanita Angkatan Laut (Kowal) di masa mendatang. Dia adalah Laksamana Malahayati.

Laksamana Malahayati adalah seorang pahlawan asal Aceh yang menjadi Panglima Perang Angkatan Laut yang pertama di dunia. 

Muhammad Ali mengungkapkan, kehadiran Laksamana Malahayati dalam mengembangkan kekuatan maritim nusantara di masa lalu, tentunya dapat diproyeksikan dalam mewujudkan kekuatan maritim untuk kekuatan maritim untuk kejayaan bangsa di masa yang akan datang.

"Laksamana Malahayati memiliki reputasi yang tidak terbantahkan dalam sejarah maritim Indonesia. Tokoh ini terlibat dalam sejumlah pertempuran laut dan ekspedisi militer skala besar. Bahkan memimpin Laskar Inong Balee mengalahkan kapal Belanda dan membunuh Komandan Kapal Cornelis de Houtman pada tahun 1599," kata KSAL Laksamana TNI Muhammad Ali saat membuka Acara Bincang Sejarah "Ketokohan Laksamana Malahayati dalam Pengembangan Kekuatan dan Perjalanan Sejarah Maritim Indonesia" di atas Geladak KRI Banda Aceh-593, Markas Kolinlamil, Tanjung Priok, Jum'at, 18 Agustus 2023.

Tidak hanya itu, Muhammad Ali menambahkan, ditengah keterbatasannya, Malahayati menyadari bahwa sebagai bangsa yang terdiri dari kepulauan, maka dirinya bergabung dan membangun kekuatan maritim di masa Kesultanan Aceh, Sultan Alauddin Masyur Syah Ibn Ahmad ketika itu. 

"Bahkan Laksamana Malahayati berhasil membentuk dan memimpin armada perang sendiri untuk melawan Portugis ketika itu," ujarnya.

"Para prajurit yang dipimpin oleh Malahayati adalah janda-janda pejuang Aceh yang suaminya gugur dalam berbagai pertempuran. Disebutkan perjuangannya pada 11 September 1599 dapat membuat Cornelis De Houtman terbunuh dan berhasil menawan sejumlah pasukan Belanda yang melakukan penyerangan terhadap Kesultanan Aceh," tambah Kasal.

Jenderal bintang empat di Matra Laut itu menegaskan, TNI Angkatan Laut telah banyak mengambil inspirasi dari ketokohan dan perjuangan Laksamana Malahayati. Bahkan, lanjut Kasal, jauh sebelum tokoh ini dikukuhkan sebagai Pahlawan Nasional pada tahun 2017, pada tahun 1963 sosok Laksamana Malahayati telah menginspirasi pembentukan Korps Wanita Angkatan Laut. 

"Dan sejak tahun 2013 Akademi Angkatan Laut menempa Taruni dengan tujuan kelak di kemudian hari lahir Laksamana-Laksamana Malahayati yang baru, lahir Laksamana Malahayati yang sama kinerjanya dengan Laksamana Malahayati di masa Kesultanan Aceh," katanya.

Tidak hanya itu, lanjut Muhammad Ali, prajurit Matra Laut pada tahun 1980 telah menyematkan sebuah kapal berpeluru kendali jenis korvet dengan nama KRI Malahayati nomor lambung 362. Bahkan, hingga saat ini kapal tersebut masih beroperasi dan juga nama-nama Malahayati digunakan sebagai nama sejumlah ksatrian, gedung, dan jalan di Kompleks TNI Angkatan Laut. 

"Bahkan di Mabes TNI pun ada sarana prasarana olahraga yang diberi nama Malahayati," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Kasal juga berharap kisah perjuangan Laksamana Malahayati yang saat ini tengah dikupas oleh Dinas Sejarah Angkatan Laut (Disjarahal) dapat  menambah khazanah pengetahuan sebagai masukan proses pembangunan postur kekuatan TNI Angkatan Laut 20 tahun ke depan yang modern, menggentarkan, dan berproyeksi global untuk mewujudkan kemajuan maritim demi kejayaan bangsa dan negara.