Cara Konsumen Siasati Perubahan Tarif Taksi Online

Sejumlah penumpang menunggu layanan ojek dan taksi berbasis online.
Sumber :
  • REUTERS/Edgar Su

VIVA.co.id – Tarif baru untuk taksi berbasis aplikasi dalam jaringan (online) mulai diberlakukan. Di Jakarta, taksi online mengikuti aturan harga wilayah pertama, dengan batas bawah Rp3.500 per kilometer dan batas atasnya Rp6.000.

Meski tarifnya naik, beberapa pelanggan mengaku tetap bisa mendapat ongkos yang masih terjangkau. Seperti yang diungkapkan Afiza, karyawati swasta pengguna taksi online

Dia mengatakan, cara untuk menyiasati tarif baru adalah dengan memanfaatkan menu sharing car pada aplikasi taksi online.

"Kalau taksi online kan bisa share sama orang lain. Seharusnya bisa lebih murah, karena mobilnya jadi enggak ekslusif. Apalagi kalau hanya sendirian. Ini bisa jadi banyak penggemarnya," kata dia.

Sementara itu, pelanggan lain, Puji, mengatakan, perusahaan taksi online biasanya memiliki promo, meski tarifnya sudah naik. Langkah ini diambil untuk menarik minat pelanggan.

"Biasanya taksi online suka ada promo kode tertentu yang meringankan konsumen. Ini enggak ada di taksi konvensional. Mengingat ada tiga operator taksi online, jadi konsumen sekarang ada opsi, tarif mana yang paling murah," tuturnya.

Senada dengan Puji, Bela, karyawati swasta di salah satu perusahaan otomotif, mengatakan, dirinya kerap memanfaatkan promo yang diberikan oleh penyedia jasa transportasi online.

Selain itu, kata Bela, agar ongkos taksi online bisa tetap bersahabat dengan dompet, konsumen bisa menghindari jam sibuk. Biasanya pada jam sibuk, tarif taksi online akan melonjak, lantaran banyaknya pesanan dari pengguna.

"Selama ada promo, aku pasti lebih milih taksi online. Kalau bayar non tunai juga lebih murah kan. Terus malah kadang sudah tahu jam high fare dan sampai rela nunggu tarifnya kembali normal,” jelasnya.