Lihat Bus Baru Adi Putro, Bagian Dalamnya Beda Banget

Bus buatan karoseri Adi Putro
Sumber :
  • VIVA/Lucky Aditya (Malang)

VIVA – Pandemi COVID-19 membuat hampir seluruh sektor terdampak. Industri karoseri milik PT Adiputro Wirasejati di Jalan Raya Balearjosari, Blimbing, Kota Malang, pun turut merasakan dampaknya. Sebagai siasat agar tetap jalan bisnis yang mereka geluti, adalah dengan berinovasi.

Direktur Adi Putro, David Jethrokusumo mengatakan dalam situasi saat ini langkah paling tepat adalah berinovasi. Mereka membuat bus dengan konsep new normal. Bus ini dilengkapi dengan protokol pencegahan COVID-19.

Baca juga: Abis Boyong Rumah Mewah, Kini Baim Wong Beli Mobilnya Cucu Soeharto

"Bus dengan konsep new normal inilah yang dibutuhkan di tengah pandemi. Kami tawarkan ke konsumen. Baru satu unit kami buat new normal bus, itu pesanan PO dari Bandung, Jawa Barat," ujarnya, dikutip VIVA Otomotif 31 Agustus 2020.

Bus new normal ini didesain dengan mengutamakan jaga jarak. Sebelum memasuki bus, penumpang terlebih dahulu wajib membasuh tangan dengan hand sanitizer otomatis yang dipasang di dekat pintu masuk. Bangku didesain berjarak, untuk lebih melindungi penumpang dipasang sekat pembatas.

"Kalau tidak ada proteksinya, kan juga kurang efektif. Jalan di bus memang sedikit sempit. Tapi, kondisi pandemi ini keselamatan atau kenyamanan, diprioritaskan yang mana. Jumlah bangku jelas berkurang, dari 50 kursi jadi 31 kursi," tuturnya.

Tidak berhenti di situ, Adi Putro juga memasang dua lampu Ultra Violet (UV). David menuturkan, dalam sebuah hasil riset sinar UV dianggap mampu membunuh virus. Lampu UV dipasang di bagian depan dan belakang, dan hanya dinyalakan ketika bus dalam kondisi kosong atau tanpa penumpang.

"Di ruang operasi (medis) itu kan ada lampu UV yang dipasang untuk membunuh virus, nah kami pasang itu juga di bus. Dinyalakan untuk sterilisasi, tentu saat kondisi bus kosong," ungkapnya.

Konsep ini diterapkan pada bus dengan sasis Marcedez-Benz OH 1626 Jetbus HDD. David menuturkan, nantinya bangku bisa dikembalikan ke jumlah semula saat pandemi berakhir. Proses pembuatan bus ini memakan waktu dua bulan, lebih lama satu bulan dari bus biasa.