Hyundai Babak Belur Dihajar Krisis

Logo Hyundai
Sumber :
  • Autoblog

VIVA – Pabrikan roda empat asal Korea Selatan (Korsel), Hyundai Motors mengalami penurunan penjualan akibat pandemi dan krisis chip semikonduktor. Bahkan, pada September 2021, distribusi global mereka turun 22,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Melalui keterangan resmi Hyundai, dikutip VIVA Otomotif, Rabu 6 Oktober 2021, selama bulan lalu, mereka hanya menjual 281.196 unit kendaraan di seluruh dunia. Hyundai memprediksi, pada kuartal keempat atau hingga akhir tahun, angka penjualan produk masih akan landai.

Meski demikian, Hyundai Motor akan melakukan segala upaya untuk memulihkan momentum penjualannya untuk sisa tahun ini, dan secara proaktif mengatasi risikonya.

Diketahui, penjualan Hyundai selama September di luar negeri total mencapai 237.339 unit, turun 19,4 persen dari tahun sebelumnya. Sedangkan di pasar domestik (Korsel), turun 34,6 persen menjadi 43.857 unit.

Kendati secara bulanan turun, akan tetapi penjualan Hyundai dari Januari ke September 2021 mengalami peningkatan 12,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Krisis Chip Semikonduktor Masih Berlangsung Lama

Sebelumnya, Chief Executive Officer atau CEO Daimler AG, Ola Kallenius menduga, industri otomotif bisa menghadapi kelangkaan chip semikonduktor hingga akhir 2022 atau awal 2023. Hal tersebut tentu menjadi tantangan berat untuk pabrikan roda empat di seluruh dunia.

"Beberapa pemasok chip telah mengacu pada masalah struktural dengan permintaan. Ini bisa mempengaruhi 2022 dan (situasi) mungkin mulai lebih santai pada 2023," kata Kallenius di pameran otomotif Munich IAA, dikutip dari Reuters.

Belakangan kendaraan memang makin bergantung pada chip untuk berbagai keperluan; mulai dari manajemen komputer mesin untuk penghematan bahan bakar yang lebih baik, hingga fitur bantuan pengemudi seperti pengereman darurat.

Bukan hanya itu, krisis tersebut makin diperparah usai para pembuat mobil berlomba-lomba memproduksi kendaraan dengan fitur super canggih, sehingga membutuhkan lebih banyak chip.

Sebagai solusi, sejumlah pabrikan menjual mobil baru dengan beberapa fitur yang dihilangkan, terutama berkaitan dengan semikonduktor.