Benarkah Gejala Mobil Limbung Hanya Disebabkan Suspensi?
- Mashar2000
VIVA.co.id – Setiap pabrikan sudah menyesuaikan kaki-kaki mobil racikannya pada setiap kelas mulai dari mobil Sport Utility Vehicle (SUV), Multi Purpose Vehicle (MPV), Sedan, City car dan hatchback. Hal itu dilakukan agar mobil tersebut memiliki handling yang stabil saat bermanuver.
Bicara soal kaki-kaki tentu bukan hanya suspensi saja yang berperan, tapi ada dimensi pelek, dan ukuran ban. Nah, setiap mobil mempunyai ukuran ground clearance berbeda-beda sesuai jenisnya, karena tinggi rendahnya mobil ke tanah itu bisa menjadi indikator utama penyebab mobil limbung.
Jadi, apakah suspensi menjadi penyakit utama jika mobil tersebut mengalami limbung? Rully Adam Mangapul, General Manager Ohlins Indonesia, mengatakan persentase yang menentukan limbung 60 persen itu memang dari suspensi dan kedua yakni desain mobil itu sendiri.
Menurutnya, limbung itu dihasilkan dari suspensi dan terpaan angin. “Terpaan angin yang dimaksud coefesien drag yang berhubungan dengan desain mobil, jadi kalau mobil MPV yang besar meskipun ground clearance sudah rendah kalau kena angin juga tetap goyang,” ujarnya.
Ia mengatakan, mobil tinggi pasti limbung, jadi meskipun mobil itu dipendekin gejala limbung tidak akan hilang 100 persen. “Kalau mobil seperti sedan, dan hatchback masih limbung juga berarti memang masalah suspensi, makanya peran suspensi yang terdiri dari per dan sok itu 60 persen,” ujarnya.
Selain itu, karena suspensi juga dibutuhkan untuk mobil yang mempunyai tenaga besar, karena semakin besar tenaganya suspensi harus lebih grip. “Justru itu diciptakan super car mau sampai budeg juga itu mobil enggak bakal limbung,” tuturnya.
Hal senada diberikan Alek Karnadi, penggawa Babe Sokbreaker. Ia mengatakan, jika mobil imbung faktor utama adalah sok breaker yang sudah ngempos atau tidak meredam lagi. Tapi desain mobil juga mempengaruhi tapi tidak terlalu banyak.
“Tergantung dari jenis sokbreakernya. Karena kalau per ukurannya panjang dan kecil dia pasti limbung meskipun tidak terlalu dominan. Makannya rata-rata mobil Eropa khususnya sedan diameter spring atau pernya besar,” katanya.
Menurutnya, semakin lebar dan tebal dimensi per itu berarti semakin bagus. Berbeda dengan per yang bentuknya semakin panjang dan diameternya kecil, kata dia jenis per itulah yang sering membuat mobil jadi limbung.