Mobil Ekstrem dari RI, Inspirasi dari Batu Akik Red Borneo

Daihatsu Sirion dengan ubahan ekstrem.
Sumber :
  • Foto: VIVA.co.id/Herdi Muhardi

VIVA.co.id - Tren modifikasi memang tak hanya datang dari kota-kota besar di Pulau Jawa maupun Pulau Dewata, Bali. Sebab, Kalimantan juga sukses melahirkan mobil hasil modifikasi yang cukup ekstrem.

Red from Borneo, begitulah tema yang diusung sebuah mobil hasil modifikasi yang dimiliki Dolf Valentino. Ubahan yang sangat ekstrem itu tak dikira merupakan oprekan tangan-tangan kreatif mekanik Indonesia.

Jika melihat dengan seksama, ubahan nekat pada mobil itu membuat mata yang melihatnya melotot. Ternyata, dasar kendaraan itu merupakan citcyar besutan PT Astra Daihatsu Motor, yaitu Daihatsu Sirion.

Menurut Dolf, Red from Borneo ini merupakan masterpiece. Sebab, mobil modifikasi ini dianggap paling mendekati sempurna dan sesuai dengan apa yang diharapkannya. Dolf senang dengan mobil ini, setelah meninggalkan kecitaannya di dunia slalom.

“Konsep ini kita ambil dari batu akik. Kalau di Borneo, namanya Red Borneo jadi Red from Borneo, karena asal mobil ini merah sebenarnya. Perubahan banyak dari dasar, mesin, kaki-kaki, interior, eksterior, dan audio,” kata Dolf kepada VIVA.co.id, Selasa 9 Februari 2016.


Suasana kabin Sirion Borneo. (Foto: Herdi Muhardi/VIVA.co.id)

Dari tampilan yang disuguhkan memang sangat berbeda dari model aslinya, Sirion. Karena, Dolf memang sangat ingin memberikan tampilan berbeda untuk mobil yang satu ini.

Beberapa ubahan ekstrem tampak dari luar, seperti penambahan body kit yang dibuat secara custom, door handle release empat pintu, door handle opened, under Spotlamp custom, headlamp custom, foglamp Blitz, serta pintu yang mengusung konsep gullwing yang digerakan menggunakan Motorise four-channel.

“Warna memang digunakan cutting sticker. Tetapi, cutting sticker-nya ini konsepnya 3D. Jadi, kalau lihatnya tidak pakai kacamata 3D kurang fokus. Tetapi, kalau pakai kacamata 3D dengan jarak lima-enam meter, baru terlihat 3D muralnya,” kata Dolf.

Selanjutnya>>> Berapa biaya modifikasinya?



Tak hanya itu, bagian kaki-kaki juga mengalami ubahan yang cukup drastis. Tentu saja ini, terlihat dari penggunaan pelek BBS 18 inci dengan tapak lebar yang dibalut dengan karet ban Accelera di semua titik dengan ukuran 215/38.

Mobil ini juga bisa terlihat ceper, atau bisa seperti standar berkat suspensi with airsuspention. Mobil ini juga telah menggunakan adaptor tiga sentimeter, brake kaliper empat piston, AP Racing, serta disc brake 330 mm.

Memasuki bagian kabin, tentu saja menjadi bagian yang sulit ditebak bagian mana sisa pabrikan asli. Menurut Dolf, untuk lapisan jok dan lainnya di bagian kabin telah menggunakan full Murano Blast, dan bagian setir menggunkan Sparco. Sedangkan bagian alas, telah menggunakan Bordess Alumunium dua milimeter.

Sistem hiburan dengan berjubel fitur. (Foto: Herdi Muhardi/VIVA.co.id)

Sistem hiburan di bagian dalam ini telah dilengkapi dengan PS3 slim, dan tak lupa monitor yang digunakannya berukuran 10 inci, serta tambahan empat monitor lainnya yang berukuran tujuh inci, agar suara audio lebih menggelegar dengan SPL.

Untuk semua rombakakan yang terjadi, Dolf mengaku menghabiskan waktu hingga empat bulan dengan mengerahkan beberapa tim dalam proses pembuatan.

“Total biaya lebih dari harga mobil, di atas Rp150 juta. Sebab, air shoes-nya saja sudah Rp35 juta. Belum lagi, air shoes bisa pake remote dan android,” ungkapnya.

Untuk bagian jantung pacu, beberapa ubahan yang diterapkan antara lain accu stiger SPV69, silinder head porting polish intake dan exhaust, silinder head bubut 1.2mm, flywheel bubut 0.5, header custom 4-1, endpipe custom 2 inch, engine strubar dan Piggyback prochip. (asp)