Kualitas Helm Hadiah Motor Sederhana, Ini Kata Pabrikan

Ilustrasi.
Sumber :
  • Autoevolution

VIVA.co.id – Jaket dan helm hadiah pembelian sepeda motor dianggap jauh dari asa. Desainnya dianggap tak futuristik, pun demikian dengan jaket yang diberikan. 

Menurut Direktur Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana, hal ini karena kualitas serta keamanan helm serta jaket dari pabrikan dipertanyakan. Bahan yang digunakan nampak ala kadarnya, tentu tak sesuai dengan kampanye safety riding yang mereka gaung-gaungkan.

"Mereka justru cenderung hanya berpikir untuk kewajiban dan juga formalitas saja, kita sudah berikan untuk konsumen, setelah itu selesai," kata Sony.

Menanggapi hal itu, Deputy Head Corporate Communication PT Astra Honda Motor (AHM), Ahmad Muhibbudin mengatakan, masalah jaket dan juga helm merupakan urusan main-dealer, bukan pabrikan.

“Itu urusannya main-dealer kami, lihat saja di Jakarta dan Surabaya berbeda pasti jaketnya. Pabrikan sendiri hanya memberikan rekomendasi yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI),” kata Muhib kepada VIVA.co.id, Jumat 21 Oktober 2016. 

Saat disinggung perihal jaket dan juga helm setiap motor yang berbeda-beda bahan dan kenyamananya, Muhib mengatakan hal itu tergantung dengan model motornya. Setiap motor, kata dia, memiliki konsumen dan model yang tentu berbeda, sehingga berpengaruh terhadap jaket dan helm yang diberikan.

“Misalkan motor Scoopy, modelnya beda, konsumennya beda, tentu helmnya juga akan menyesuaikan. Contoh lainnya misalkan Supra GTR 150, kenapa bagus karena konsumennya juga dilihat, jadi menyesuaikan,” ujar dia. 

Bagi yang tidak menyukai desain dan juga jaket yang diberikan, Muhib mengatakan Honda juga menjual berbagai macam apparel sebagai alternatif pilihan bagi konsumen. “Di kami ada juga yang dijual, apparel, aksesori keamanan, jaket dan helm,” tutur dia.

Hal senada juga disampaikan ?Assistant General Manager Marketing PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), Mohammad Masykur. Menurut Masykur, pabrikan tidak menyediakan jaket dan helm motor untuk disebarkan ke tiap diler. “Itu urusan diler, tiap diler berbeda strategi marketingnya, jadi kalau ingin lebih jelas ke dilernya,” kata Masykur.

Masykur juga mengatakan, biasanya diler juga membedakan tiap jaket dan juga helm pada sepeda motor yang akan dibeli oleh konsumen. “Itu tergantung motornya, kalau segmen premium tentu desainnya berbeda dengan yang skuter matik, tapi semuanya SNI,” ujar dia.
 
Bagi pemilik yang tidak suka dengan jaket bawaan itu, pihaknya juga menyediakan alternatif lain apabila konsumen ingin membeli jaket dan helm sesuai dengan kenyamanan. “Ada, jaket, helm, protektor kami sediakan,” tutur dia.

Sebelumnya, Sony Susmana --Direktur Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI)-- mengatakan hal ini terjadi karena kualitas serta keamanan helm dan jaket dari pabrikan. Untuk jaket, sebenarnya kata Sony sudah memiliki standar yang harus diberikan ke konsumen. Misalnya dengan memasang padding --lapisan-- di beberapa bagian untuk menjaga tubuh agar aman saat berkendara.

"Ini kan masalah personal protect equipment, beberapa pabrikan juga jarang kan yang ada padding di siku atau di bagian pundaknya, padahal itu penting saat terjadi kecelakaan yang tidak diinginkan," ujar dia.

Untuk itu, ia menyarankan agar jaket pabrikan tidak digunakan. Konsumen diminta harus lebih teliti untuk menggunakan jaket dan juga helm agar aman digunakan.

"Saran ya beli baru saja, keamanan penting. Mereka bilangnya kualitas sudah SNI, memang sudah. Tapi kenyamanan berkendaranya dilupakan, jaketnya tidak mudah menyerap keringat, kan risih juga. Makanya beli baru saja," tutur dia.

 

(ren)