Ternyata Pakai Helm Kekecilan Bisa Berakibat Fatal

Petugas polisi ajarkan penggunaan helm yang tepat ke pengendara motor.
Sumber :
  • VIVA.co.id / Danar Dono

VIVA.co.id – Ada dua model helm jika didasarkan pada jenisnya, yakni full face dan open face. Keduanya memiliki kelebihan masing-masing.

Helm full face sudah pasti unggul dari sisi keamanan, sementara open face punya kenyamanan lebih baik, karena memberi banyak ruang pengendara untuk bernapas. Apalagi jika tengah berkendara dalam lalu lintas padat.

Apa pun pilihannya, yang pasti helm harus memiliki ukuran pas di kepala. Jika bantalan busa sudah menekan bagian pipi dan dahi, maka helm tersebut sudah bagus. Demikian seperti dilansir situs resmi Honda, Senin 3 Juli 2017.

Maka itu, tak disarankan menggunakan helm yang terlalu sempit di kepala. Tanda helm sempit yakni saat digunakan akan terasa tertekan oleh busa pada bagian kanan dan kiri helm. Selanjutnya tahan selama 30 detik --saat digunakan, jika pada bagian pelipis terasa sakit itu tandanya helm tersebut terlalu sempit.

Menggelengkan kepala ke bagian kanan dan ke kiri merupakan cara untuk memastikan bahwa helm tersebut menempel erat di kepala anda. Bila menggunakan helm yang terlalu sempit bisa jadi bukan aman yang akan Anda dapatkan, tapi malah membuat kepala pusing. Peredaran darah di area kepala juga tak dapat mengalir lancar.

Selain itu leher akan terasa cepat pegal. Mata pun jadi tidak bisa jelas memandang. Kalau sudah begini tentu risiko terhadap kecelakaan bakal meningkat.

Demikian juga untuk helm yang terlalu longgar, tentu tidak akan nyaman digunakan dan tidak aman. Tali helm di bagian leher juga harus tak gampang lepas, namun gampang jika dilepas. Jangan sampai ketika akan membuka helm harus meminta bantuan orang lain karena klip pembukanya sulit dijangkau.

Untuk pemakaian sehari-hari sertifikasi SNI dengan logo emboss di bagian batok helm menjadi standar yang harus dipenuhi.