Benarkah Shockbreaker Mobil Harus Diganti Sepasang?

Shockbreaker mobil.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Jeffry Yanto

VIVA.co.id – Shockbreaker memiliki fungsi untuk meredam guncangan saat mobil melaju di jalan tidak rata. Layaknya komponen mobil lainnya, peredam kejut ini bisa rusak seiring pemakaian kendaraan tersebut.

Koordinator Eksekutif Layanan Teknis PT Astra Daihatsu Motor (ADM), Anjar Rosjadi mengatakan, kerusakan pada shockbreaker umumnya adalah merembesnya oli (bocor).

“Ketika itu bocor, yang dirasa suspensinya sudah enggak main. itu secara visual bisa dilihat sih. Kalau sudah bocor, kelihatan rembesnya," ujarnya di Jakarta.

Penyebab shockbreaker bocor ternyata beragam. Mulai dari kebiasaan sering membawa beban berat di dalam mobil, trek yang dilewati tak pernah mulus hingga usia seal karet pada shockbreaker itu sendiri.

"Jalanan kan kotor, ada kerikir, debu dan lain sebagainya. Kotoran menempel di batang shockbreaker, pas disapu (turun atau naik), kena bagian lain. Kalau ada kotoran juga  akan merobek seal-nya. Kedua, seal itu bisa getas. Waktunya enggak bisa dipastikan,” jelasnya.

Jika pada sistem peredam kejut ini ditemukan kebocoran, baiknya segera diganti. Ini lantaran fungsi shockbreaker yang menjadi salah satu penunjang kenyamanan penumpang ketika di dalam mobil.

"Kalau ini sudah bocor, harus ganti shockbreaker. Ganti sebelah saja bisa (tidak harus sepasang kiri dan kanan). Sepanjang tidak ada kebocoran,” tuturnya.