Banyak Petugas KPPS Meninggal, JK: Pemilu 2019 Harus Dievaluasi

Wakil Presiden Jusuf Kalla usai mencoblos di TPS 04, Kebayoran Baru, Jakarta.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Reza Fajri

VIVA – Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, turut menyoroti banyaknya petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) yang meninggal dunia pada Pemilu 2019 ini. Menurut JK, pada saat memutuskan Pemilu 2019 dilakukan serentak antara Pileg dan Pilpres, hal ini memang telah menjadi perhatian.

JK menilai, karena Pemilu 2019 ini dilakukan serentak antara pileg dan pilpres, maka proses pemilu menjadi cukup rumit. Bahkan pemilu saat ini dinilai JK sebagai pemilu terumit.

"Itu yang kita khawatirkan sejak awal. Bahwa ini pemilu terumit. Ternyata ada korbannya baik di kalangan KPPS, dan juga di kepolisian juga ada korban," kata JK  di rumah dinasnya, Jalan Diponegoro Menteng Jakarta Pusat Senin malam 22 April 2019.

Ke depannya, JK menilai hal ini tidak boleh terulang lagi. Maka dibutuhkan evaluasi dari pemilu tahun ini agar tidak terjadi peristiwa serupa di tahun pemilihan yang akan datang.

Salah satu evaluasi yang harus dibahas adalah kembali dipisahkannya pileg dan pilpres. Agar proses pemungutan suara dan proses penghitungannya tidak begitu rumit dan tidak banyak memakan waktu.

"Tentu harus evaluasi yang keras, Salah satu hasil evaluasi dipisahkan antara pilpres dengan pileg. Itu supaya bebannya jangan terlalu berat. Termasuk juga caleg-caleg itu tertutup. Pilih partai saja, sehingga tidak terjadi keruwetan menghitung," ujarnya.