Wali Kota Bogor Sebut Banyak Petugas Pemilu Bertumbangan

Wali Kota Bogor Bima Arya menjenguk petugas penyelenggara pemilu yang dirawat di sebuah rumah sakit di kota itu pada Selasa, 23 April 2019.
Sumber :
  • VIVA/Muhammad AR

VIVA – Wali Kota Bogor Bima Arya meninjau gudang logistik penghitungan surat suara di aula kantor Kecamatan Bogor Timur, Selasa, 23 April 2019. Selain memantau proses penghitungan atau rekapitulasi suara, kedatangan Bima juga untuk memastikan kondisi kesehatan para petugas di sana.

Bima mengaku prihatin karena belakangan banyak petugas penyelenggara pemilu sakit hingga meninggal dunia akibat kelelahan. Bahkan, di Kota Bogor ada dua petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) meninggal dunia dan delapan lainnya dirawat di sejumlah Rumah Sakit.

“Karena di lapangan banyak petugas yang bertumbangan. Maka saya ingin memastikan suasananya bisa lebih baik. Sudah keluar surat edaran dari KPU juga bahwa proses penghitungan dibatasi hingga pukul 18.00 WIB,” katanya.

Dia juga mengecek kesiapan konsumsi bagi petugas dan kehadiran tim medis. Pemerintah Kota Bogor telah berupaya maksimal berkoordinasi dengan para camat, lurah, dan Dinas Kesehatan guna dapat mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

“Tapi, menurut saya, perbaikannya ini harus perbaikan sistem. Data terakhir ada dua orang petugas KPPS meninggal dunia, sekitar delapan orang sakit, satu orang koma, dan satu orang lagi lambungnya kritis. Kita pantau terus, setiap hari kita monitor,” ujarnya.

Camat Bogor Timur, Adi Novan, menyampaikan bahwa para petugas di kantornya telah melangsungkan penghitungan suara. Ada dua Kelurahan yang sudah menyelesaikan rekapitulasi suara, yakni Kelurahan Tajur dan Kelurahan Sindangsari. Sementara Kelurahan Katulampa, Sukasari, dan Baranangsiang baru setengah jalan proses penghitungan.

“Kita targetkan selesai itu diupayakan dalam dua belas hari. Jadi kemungkinan tanggal 1 dan 2 Mei 2019 selesai proses penghitungan,” katanya.