Sudah Siapkah Jakarta Hadapi Ancaman Banjir 2016?

Sumber :
  • Anwar Sadat/ VIVA.co.id

VIVA.co.id - Beberapa hari terakhir, hujan selalu setia menemani aktivitas warga ibu kota Jakarta dan kota- kota penyangga, baik pagi, siang maupun malam hari.

Hujan yang mengguyur seolah tanpa henti di akhir Januari dan awal Februari 2016 ini memang sudah diprediksikan bakal terjadi oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Bahkan, menurut Kepala Bidang Informasi Meteorologi Publik (BMKG) Fahri Rajab, intensitas hujan akan terus meningkat dan mencapai puncaknya di pertengahan Februari ini.

"Secara umum di seluruh Indonesia, saat ini tengah memasuki musim hujan, seperti yang terjadi di Jabodetabek dari akhir Januari sampai pertengah Februari," ujarnya, Selasa 2 Februari 2015.

Kondisi ini, menurut BMKG perlu diwaspadai, karena, selain hujan dengan intensitas ringan hingga sedang, di puncak musim hujan biasanya intensitas hujan meningkat hingga  ke tahap hujan lebat.

Selain itu, hujan lebat biasanya juga berpotensi diringi dengan potensi adanya angin kencang.

"Hujan dengan intensitas lebat berpotensi menimbulkan bencana lanjutan seperti banjir dan longsor," ujar Fahri.

Seiring dengan peningkatan curah hujan memasuki puncak musim hujan, Pemerintah DKI Jakarta secara keseluruhan ternyata belum sepenuhnya siap menghadapi bencana tahunan lanjutan banjir seperti yang diperingatkan BMKG.

Buktinya, meski baru diguyur hujan lebat selama kurang lebih empat jam, masih saja warga di Jakarta yang harus menerima kehadiran banjir.

Seperti yang terjadi di wilayah Kampung Pulo, Selasa pagi, salah satu wilayah yang selama ini dibanggakan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai wilayah yang bebas dari banjir.

"Saya juga bingung, padahal katanya Kali Ciliwung udah dinormalisasi, dan katanya Pulo bakal bebas banjir, tapi ini kenapa masih banjir," kata Dadang, warga Kampung Pulo.

Selanjutnya... Kesiapan DKI hadapi banjir...

Kesiapan DKI hadapi banjir

Apa yang terjadi di Kampung Pulo memang belum seberapa. Namun, warga DKI harus waspada, karena, usai banjir besar yang merendam Istana Negara tahun 2015, ternyata Pemprov DKI belum sepenuhnya mampu membenahi sistem tangkal banjir.

Salah satu sistem tangkal banjir yang masih bermasalah adalah rumah pompa. Cukup banyak pompa air yang mengalami kerusakan dan Ahok justru menyalahkan kepala Dinas Tata Air DKI terdahulu sebagai biang masalah kerusakan pompa air.

"Masa musim hujan dua bulan, 10 bulan pompa enggak dirawat? Memang bukan salah kepala dinas yang sekarang," ujar Ahok, Senin 1 Februari 2016.

Kepala Dinas Tata Air DKI, Teguh Hendrawan mengatakan, bahwa terdapat sekitar 47 pompa air yang mengalami kerusakan atau 10 persen dari total 451 mesin pompa yang dimiliki DKI di 150 rumah pompa di lima wilayah Jakarta.

"Pak Gubernur bilang mesin pompa tahun ini semuanya harus jalan. Enggak ada lagi yang rusak atau dalam perbaikan," ujar Teguh.

Tak hanya pompa air yang masih harus dibenahi untuk menangkal banjir, Pemprov DKI juga masih memiliki pekerjaan rumah (PR-red) utama penanganan banjir, yakni proyek sodetan Kali Ciliwung.

Ahok menyatakan, proyek sodetan Kali Ciliwung belum bisa diselesaikan tahun 2016 dan baru ditargetkan rampung pada 2017.

"Proyek itu masih jalan, baru selesai tahun 2017. Jadi belum bisa menolong debit air," ujar Ahok.

Ada beberapa kendala di proyek andalan Pemprov DKI itu, seperti penggunaan bor yang tidak dapat difungsikan dua bor sekaligus.

"Tidak bisa kerja dengan dua bor langsung. Ini bor hanya satu, proyek MRT saja satu hari hanya bisa delapan meter. Jadi sudah pasti terlambat (pengerjaannya). Progres terus ada, hanya memang satu dari dua mesin yang didatangkan tak berjalan," katanya.

DKI sulit bebas banjir

Meski berbagai cara telah ditempuh, mulai dari mensiagakan pompa air, mengeruk kali dan setu. Tapi, Ahok menyatakan ibu kota belum akan sepenuhnya bebas banjir seperti yang diharapkan masyarakat.

Ahok mengatakan, tindakan pencegahan yang saat ini dilakukan adalah pencegahan jangka pendek. Sementara untuk jangka panjang seperti upaya normalisasi sungai dan pembangunan tanggul laut masih belum rampung.

Namun, pada pucak musim hujan tahun ini, banjir di Jakarta setidaknya tidak akan menggenang terlalu lama.

"Kita enggak bisa berharap banjir cepat hilang dari Jakarta. Tapi minimal sekarang, jumlah titik genangan sekarang itu sudah berkurang dibanding dulu dan cepat surut," ujar Ahok. (ren)