Warna Etnik di Indonesia Fashion Week 2017

Model memperagakan busana karya perancang Ayok Dwipancara pada ajang Indonesia Fashion Week 2017 di Jakarta, Rabu (1/2).
Sumber :
  • ANTARA/Muhammad Adimaja

VIVA.co.id – Dunia Fesyen Indonesia saat semakin berkembang, diiringi munculnya beragam ajang peragaan busana yang mengutamakan warisan budaya Indonesia. Salah satunya ajang Indonesia Fashion Week (IFW).

Ajang peragaan busana yang berkomitmen mempromosikan kebudayaan Indonesia ini kembali digelar dengan mengusung tema Celebration of Culture.

"IFW 2017 menampilkan tema Celebration of Culture dengan seluruh rangkaiannya dikemas dengan sedemikian rupa hingga mewakili kekayaan khasanah budaya Indonesia," ujar Poppy Dharsono, presiden APPMI saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan.

Tema IFW 2017 ini sejalan dengan upaya pemerintah memprioritaskan pembangunan pariwisata di 10 destinasi unggulan. Karenanya, IFW 2017 menitikberatkan budaya dari berbagai destinasi wisata, seperti Danau Toba, Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Kepulauan Seribu, Bromo-Tengger, Semeru, Mandalika, Labuan Bajo, Wakatobi dan Morotai. Poppy berharap, cara ini dapat mengenalkan industri fesyen Tanah Air.

"Ragam kekayaan budaya Indonesia telah menjadi salah satu kunci bagi perkembangan industri fesyen Indonesia. Dengan cara ini, kami yakin dapat mengangkat fesyen Tanah Air," ujarnya dalam pembukaan IFW 2017 di Jakarta Convention Center (JCC).

Lebih lanjut Popy menambahkan bahwa industri fesyen yang dikolaborasikan dengan pariwisata telah menjadi daya tarik budaya tersendiri, hal itu menurutnya mampu menambah pendapatan nasional suatu bangsa.

Rangkaian desainer ternama tanah air ikut berpartisipasi

Menjadi ajang yang selalu ditunggu-tunggu, IFW 2017 bergerak bagai magnet yang menyedot insan kreatif. Tercatat ratusan pelaku bisnis fesyen dan perancang dari berbagai penjuru Nusantara turut memeriahkan acara.

Dilaksanakan pada 1-5 Februari 2017, IFW 2017 Menampilkan 20 peragaan busana, 10 seminar, kompetisi, dan lokakarya, 10 talkshow serta memamerkan ratusan merek lokal.

Salah satu gelaran yang mencuri perhatian ialah Tenoen Etnik. Pada acara yang disponsori oleh BEKRAF (Badan Ekonomi Kreatif), enam desainer kenamaan menampilkan karya terbaiknya.

Para perancang tersebut yakni Ida Royani, Jenahara, Torang Sitorus, Jeny Tjahyawati, Anne Rufaidah, dan Nieta Handayani. Pada kesempatan kali ini, mereka berkolaborasi menampilkan kreasi tenun khas beberapa daerah di Indonesia.

Selain busana, beberapa aksesori yang dikenakan sehari-hari juga masuk dalam kategori produk fesyen, seperti tas juga ikut diperagakan.

Pada hari ke 2 IFW 2017, Rabu 2 Februari lalu Warnatasku, salah satu merek tas lokal mempersembahkan Tenun Maumere. Mengangkat tema besar Pesona Mutiara Maumere, Warnatasku menampilkan desain dan koleksi terbaru dengan kain tenun ikat Maumere dengan menggandeng enam desainer Indonesia, yakni Irwansyah Mec's, Kunce Manduapessy, Verlita Evelyn, Dana Duryatna, Nita Seno Adji dan Yoyo Prasetyo.

Para desainer masing-masing mengangkat 12 koleksi berbahan utama tenun Maumere dengan gaya dan ciri khasnya.

Berikutnya tidak mau ketinggalan, pada hari ke 3 gelaran IFW 2017, rangkaian desain busana muslim kembali muncul. Tren busana muslim yang mendominasi IFW tahun lalu ternyata masih sangat diminati. Kali ini busana muslim Syar’i kian mendominasi merek-merek busana lokal.

Beberapa desainer yang menampilkan lini busana syari seperti Jawhara Syar’i, Yunia Syar’i, Ulya Hijab, Mayra dan Oki Setiana Dewi juga turut meramaikan ajang IFW 2017. Bertajuk 'Trens Syar'i 2017' Masing-masing desainer menampilkan koleksi antara 16-20 karya.