Azriana R. Manalu

aktivis
Lhoksukon, Aceh Utara, 7 Maret 19683
s/d
Sekarang

Lahir dari daerah penuh konflik mendorong Azriana menjadi advokat. Namun, kepeduliannya yang kuat akan hak-hak perempuan dan anak-anak, ia memilih sebagai aktivis. Puncaknya jabatan Ketua Komnas Perempuan disandangnya.

Azriana lahir di Lhoksukon, Aceh Utara, 7 Maret 1968. Ia besar di tanah kelahirannya. Lulus SMA, ia melanjutkan kuliah di Fakultas Hukum, Universitas Syiah Kuala Banda Aceh dan lulus tahun 1993. 
 
Menyandang gelar sarjana hukum, ia memilih berprofesi sebagai advokat di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Iskandar Muda Lhoksumawe pada 1995. Saat itu usianya menginjak 27 tahun.
 
Pada usia tersebut, ia juga menangani berbagai kasus tindak kekerasan terhadap perempuan. Selang 3 tahun, setelah pemberlakuan DOM (Daerah Operasi Militer) di Aceh dicabut, Azriana lebih fokus berkecimpung dalam kegiatan kemanusiaan salah satunya membantu pengungsi perempuan dan anak-anak.
 
Dalam kariernya, wanita berdarah Aceh ini jauh lebih sering bergelut sebagai aktivis kemanusiaan ketimbang meneruskan profesinya sebagai advokat. Pada 2002, Azriana berpartisipasi sebagai koordinator Wilayah Timur Relawan Perempuan untuk Kemanusiaan.
 
Sedangkan pada tahun 2007, bertepatan usianya yang ke 39 tahun, Azriana terpilih sebagai Komisioner Komnas Perempuan. Ia menjabat hingga 2009. Setahun kemudian, ia kembali memangku amanah yang lebih penting yaitu Sekretaris Jenderal Relawan Perempuan untuk Kemanusiaan selama periode 2010-2014.
 
Kariernya makin melesat. Setelah rapat paripurna antar komisioner, akhirnya Azriana terpilih sebagai Ketua Komnas Perempuan periode 2015-2019.
 
Dengan terpilihnya Azriana sebagai orang nomor satu di Komnas Perempuan, semakin besar juga tanggung jawabnya untuk memperjuangkan hak-hak perempuan yang selama ini sering terabaikan. 
 
Azriana juga tidak ingin budaya merendahkan perempuan terus berlanjut. Ia mengingatkan kepada semua pihak; eksekutif, yudikatif, legislatif, masyarakat, bahkan keluarga sendiri untuk menjaga kehormatan perempuan yang selalu jadi korban kekerasan seksual (AC/DN) (Photo: VIVA.co.id/MS)
 
PENDIDIKAN
Fakultas Hukum, Universitas Syiah Kuala Banda Aceh (1993)
 
KARIER
Pengacara LBH Iskandar Muda Lhoksumawe (1995–1996)
Presidium Balai Syura Ureung Inong Aceh (2000–2005)
Dewan Pengurus LBH APIK Aceh (2004–2009)
Koordinator Wilayah Timur Relawan Perempuan untuk Kemanusiaan (2000–2006)
Pengacara LBH APIK Aceh (2000–2014)
Komisioner Komnas Perempuan (2007–2009)
Sekretaris Jenderal Relawan Perempuan untuk Kemanusiaan (2010–2014)
Ketua Komnas Perempuan (2015-2019)



Berita Terkait

Komnas Perempuan Catat 401.975 Kasus Kekerasan pada 2023, Hanya Indikasi Puncak Gunung Es

Nasional

8 Maret 2024

Komnas Perempuan: Banyak Korban Kekerasan Seksual Butuh Waktu Lama Melapor

Nasional

29 Februari 2024

Komnas Perempuan Ikut Kawal Kasus Pelecehan di Universiras Pancasila

Video

28 Februari 2024

Alasan Korban Kekerasan Perempuan dan Anak Sulit Bangkit, Ternyata Gak Banyak Dapet Dukungan

Inspirasi & Unik

9 Januari 2024

Seorang Anak Perempuan Diduga Jadi Korban Penganiayaan Ibu Tiri di Tangerang

Nasional

20 November 2023
Share :