Probosutedjo

pengusaha
Yogyakarta, 1 Mei 19303
s/d
- 26 Maret 2018

Merantau ke Sumatera Utara, Probosutedjo menjadi penebang kayu dan guru. Desakan biaya hidup, ia menjadi pedagang di Jakarta hingga menjelma sebagai konglomerat.

Pria kelahiran Yogyakarta, 1 Mei 1930 ini adalah anak dari Purnomo dan Soekirah. Ia memiliki kakak satu ibu dengan Soeharto yang menjadi presiden RI ke 2. Sejak kecil Probosutedjo dididik dalam lingkungan Jawa.

Hingga usia sekolah menengah, ia tinggal di Yogyakarta. Ia  sekolah hanya sampai kelas dua Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA). Untuk mengubah nasibnya, ia hijrah ke Pematang Siantar, Sumatera Utara.

Dengan bekal seadanya, saat usianya 21 tahun, ia berlabuh ke Medan dan menetap di rumah kerabatnya di Pematang Siantar.

Pada awalnya, ia di sana menganggur. Tak lama kemudian, ia mendapat pekerjaan sebagai penebang kayu di hutan.

Sebulan menjadi penebang kayu, ia mendapat tawaran menjadi guru. Awalnya, ia tak mau karena hanya lulus kelas 2 SMEA, namun ia akhirnya memberanikan diri dan mengikuti tes masuk jadi guru pada tahun 1951. Ia lulus menjadi pengajar di SMP Perguruan Kita.

Lagi-lagi persoalan biaya hidup yang minim dari honor guru, ia sempat mengajukan permohonan kenaikan honor, namun tidak dikabulkan seluruhnya membuat Probo memutar otaknya.

Ia pun bersama sejumlah guru akhirnya mendirikan sekolah baru bernama SMP Nasional pada  1953. Selain sebagai guru, ia juga memenjadi kepala  sekolahnya. Berkat dedikasinya, banyak siswa yang mendaftar dan sekolah ini maju.

Namun, Probo menyadari masih banyak masyarakat miskin yang ingin sekolah di tempatnya yang saat itu berubah nama menjadi SMP Progresif.

Karena keterbatasan fasilitas dan angggaran, ia mengambil keputusan sekolahnya menjadi sekolah negeri agar ada bantuan dari pemerintah meskipun ia rela tidak menjadi bagian dari sekolah itu lagi.

Setelah melepas  sekolahnya, Probosutedjo yang bukan pegawai negeri itu kembali mengabdi menjadi guru di Perguruan Taman Siswa, Pematang Siantar sejak 1957 sampai 1963.

Setelah hampir 12 tahun merantau, Probosutedjo yang saat itu sudah berumah tangga dan kebutuhan hidup makin banyak, mengubah halaun hidupnya menjadi pedagang. Ia pun pergi ke Jakarta menjadi perwakilan perusahaan yang berada di Medan.

Di Jakarta, Probosutedjo akhirnya bisa mendirikan perusahaan sendiri dengan nama PT Embun Emas pada 1966. Ia mendapatkan komisi dari penyelesaian utang pitung antara pengusaha Malaysia dan Indonesia.

Pada 1968, ia mendirikan PT Mercua Buana, perusahaan yang menangani impor cengkeh. Dari bisnisnya ini, pundi-pundi Parboosutdjo makin menumpuk. Ia mulai masuk katagori pengusaha besar di tengah dominasinya pengusaha Cina.

Setelah berhasil membesarkan PT Mercu Buana, ia mulai mengembangkan bisnis barunya di berbagai bidang. Mulai dari mobil, pabrik gelas, properti, kilang minyak, perbankan, pabrik kayu, pabrik pulp, hingga perhotelan.

Bisnis Probosutedjo makin gurita, selain memiliki karakter pekerja keras dan berbagi, ia memiliki kedekatan dengan rezim Orde Baru. Apalagi saat itu, kakak seibunya Soeharto sedang menjabat Presiden RI ke-2.

Di tengah puncak kekayaannya, sebagai konglomerat sekaligus menjadi salah satu pengusaha sukses pribumi, ia mendirikan beberapa lembaga pendidikan, salah satunya Universitas Mercu Buana.

Tak lama kedengaran di panggung nasional, kabar duka datang, Prabosutjedo tutup usia. Ia meninggal pada usia 87 tahun.

Pengusaha yang dekat dengan penguasa Orde Baru ini mengembuskan nafas terakihirnya, pukul 07.00, Senin, 26 Maret 2018 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta. (DN) (Photo/Antara)

KELUARGA
Orangtua        :Purnomo - Soekirah
Isteri            : Ratmani
Anak:             Dinarti, Septanto, Rita, Wati, Rani dan Priasto

PENDIDIKAN
SD, Desa Pedes, (1945)
SMP, Yogyakarta (1948)
SMEA, Yogyakarta (kelas II, 1951)
SGA, Pematangsiantar (1957)
Kursus B-1, Pematangsiantar (1961)

KARIER
Pasukan Tedjo Eko, Yogyakarta (1946)
Pasukan KODM, Yogyakarta (1949)
Koperasi Lumbung Desa (1949)
Guru SMP Perguruan Kita, Serbelawan, Simalungun (1951)
Pendiri dan Kepala SMP Progresif, Serbelawan (1953-1958)
Guru Taman Siswa Pematang Siantar (1958-1963)
Perwakilan PT Orisi, Medan di Jakarta (1963)
Pendiri PT Setia Budi Murni (1964-1966)
Pendiri PT Mertju Buana (1968)
Pendiri PT Teguh Sri Kurnia (1972)
Komisaris PT Bank Jakarta (1972)
Direktur Utama PT Mertju Buana Raya Contractor (1972)
Direktur Utama PT Kompos (1973)
Direktur Utama PT Merbacal (1973)
Direktur Utama PT Cipendawa Farm Enterprises (1974)
Direktur Utama PT Kedawung Indah Cans (1975)
Direktur Utama PT Menara Tri Buana (1976)
Direktur Utama PT Menara Bumi (1976)
Direktur Utama PT Garmak Motor (1976)
Komisaris Utama PT Keramika Indah Perkasa (1978)
Direktur Utama PT Sagitarius Sari (1979)
Pendiri PT Artamas Buana Jati
Pendiri Institut Pertanian Yogyakarta
Pendiri Akademi Wiraswasta Dewantara (1981)
Pendiri SD, SMP, SMA, Sekolah Pertanian dan STM di Kemusuk, Yogyakarta
Pendiri Wongso Menggolo di Kemusuk, Yogyakarta
Pendiri Universitas Mercu Buana, Jakarta (1985)
Ketua Umum PS Galatama Mertju Buana (1980-1985)
Ketua Pengurus Daerah Pelti DKI Jakarta (1985)
Pendiri PT Asuransi Sagita Sarana Rahardja
Ketua Komisaris PT Garishindo Buana Leasing (1984)
Direktur Utama PT Putra Bangsa Sejati (1985)


Berita Terkait

Idrus: Probosutedjo Berperan Besar Bantu Rakyat Miskin

Nasional

26 Maret 2018

Beredar Info Hoax Jelang Pemakaman Probosutedjo

Nasional

26 Maret 2018

Probosutedjo Akan Dimakamkan di Samping Makam Ayahnya

Nasional

26 Maret 2018

Jenazah Probosutedjo Dibawa ke Halim Perdanakusuma

Nasional

26 Maret 2018

Airlangga Hartarto: Probosutedjo Sosok Inspirator

Nasional

26 Maret 2018
Share :