Kemenkominfo Menggelar Webinar Nobar "Kenali Jenis Cyberbullying di Dunia Maya"

Kemenkominfo menggelar Nobar “Kenali Jenis Cyberbullying di Dunia Maya”
Sumber :
  • Kemenkominfo

VIVA – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI mengadakan kegiatan nonton bareng webinar (Nobar) “Kenali Jenis Cyberbullying di Dunia Maya” pada tanggal 21 Maret 2024 di Kabupaten Tangerang, Banten dalam rangka meningkatkan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia pada tahun 2024 menuju Indonesia #MakinCakapDigital. Kegiatan nonton bareng ini diikuti oleh sekitar 8.000 peserta yang terdiri dari siswa Sekolah Menengah Pertama se-Kabupaten Tangerang.

Berdasarkan Survei Indeks Literasi Digital Masyarakat Indonesia tahun 2022 yang diselenggarakan oleh Kemenkominfo dan Katadata Insight Center pada tahun 2021 disebutkan bahwa Indonesia masih berada dalam kategori “sedang” dengan angka 3.49 dari 5,00. Kegiatan webinar literasi digital di lingkungan pendidikan merupakan salah satu upaya Kemenkominfo dalam mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan menuju Indonesia #MakinCakapDigital.

Kegiatan webinar diawali dengan sambutan dari Ditjen Aptika Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia, Semuel Abrijani Pangerapan yang menyampaikan pentingnya mempersiapkan talenta digital Indonesia, agar mampu memanfaatkan perkembangan teknologi digital serta memiliki kemampuan dalam menanggulangi resiko yang muncul bersama nya. Semuel menyampaikan empat pilar utama literasi digital yakni Kecakapan Digital, Budaya Digital, Etika Digital dan Keamanan Digital.

Sambutan kedua sekaligus pembukaan kegiatan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi yang secara daring menyampaikan manfaat ekonomi dalam kegiatan literasi digital, seperti peningkatan kompetensi tenaga kerja dan partisipasi masyarakat dalam kegiatan berbasis ekonomi digital. Menkominfo juga mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk berpartisipasi secara aktif dalam berbagai kegiatan literasi digital, untuk mewujudkan Indonesia terkoneksi dan semakin maju.

Materi pertama webinar disampaikan oleh Dr. Anang Masduki, dosen Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Dalam paparan nya, Anang menyampaikan tentang etika berinternet untuk anak. Sama hal nya seperti di kehidupan nyata, berselancar di dunia maya pun harus menggunakan etika. Melihat konten yang sesuai dengan usia, berhati – hati saat mengunggah sesuatu, serta mawas diri dengan waktu penggunaan gadget.

Anang menambahkan pentingnya bimbingan dan pengawasan orang tua saat anak menggunakan media digital. Saat anak paham akan tanggung jawab dan etika dalam menggunakan internet dan sosial media, dunia digital dapat menjadi peluang untuk meningkatkan kreatifitas dalam diri serta menciptakan ekosistem digital yang produktif.

Sejalan dengan paparan Anang, paparan materi kedua yang disampaikan oleh Dr. Eko Pamuji, M.I.Kom selaku Sekjen Jaringan Media Siber Indonesia Pusat dan Dosen Ilmu Komunikasi UNESA, Eko menekankan pentingnya anak memahami pemanfaatan teknologi untuk hal positif.

”Pada saat kita membuat konten kita harus bisa membuat hal yang menarik perhatian banyak orang dan menampilkan kualitas yang baik, kita juga harus bisa menghargai rasa toleransi dan mempertahankan keunikan di masing-masing konten yang kita buat, karena konten yang kita buat adalah cerminan dari diri kita,” tutur Eko.

Eko juga mengingatkan agar anak menjadikan dunia digital sebagai ruang budaya, tempat berinteraksi dan belajar, sekaligus tempat di mana kita sebagai bangsa hadir dengan bermartabat.

Paparan terakhir disampaikan oleh Cia Gisela, key opinion leader yang berbagi materi tentang cakap bermedia digital untuk anak - anak. Sebagai pengguna internet, kita harus mengetahui dan memahami baik perangkat keras maupun perangkat lunak untuk menggunakan internet.

Setelah memahami, pengguna internet, terutama anak - anak harus selalu berhati - hati dan waspada saat menggunakan internet. Jangan membagikan data pribadi di media sosial maupun platform yang tidak kredibel.

“Tapi kalau mau main media sosial harus hati-hati, jangan mudah percaya dengan orang yang baru kalian kenal dan jauhi hal-hal yang yang merugikan kalian,” tegas Cia.

Penggunaan dompet digital untuk anak - anak pun harus mendapat pengawasan dari orang tua. Anak harus diberi pemahaman dan wawasan, terutama dalam menjaga password dompet digital masing - masing.

Kegiatan nobar ini juga diisi dengan sesi tanya jawab antara peserta dan pembicara. Salah satu pertanyaan yang diajukan oleh siswa adalah “biasanya apa yang menjadi penyebab seseorang melakukan cyberbullying?” pertanyaan ini mendapat tanggapan dari Dr. Anang Masduki, dosen Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, yang menyatakan bullying dapat terjadi karena tekanan dari orang lain maupun keluarga. Di lingkungan sekolah, pelaku bullying mungkin merasa dirinya lebih superior dari orang lain, sehingga ia memutuskan mem-bully teman nya yang dianggap lebih lemah. Tak kalah penting, situasi di rumah pun akan sangat berpengaruh. Seorang anak yang mendapat kekerasan dari orang tua, cenderung akan berlaku sama di lingkungan luar rumah.

“jadi sebaiknya anak-anak seperti itu bisa lebih diberi arahan dan bisa lebih diperhatikan dan selalu diberi teguran, karena bisa saja orang seperti mereka kurang kasih sayang dan perhatian dari orang tuanya makanya mereka melakukan hal seperti itu,” tutup Anang.

Kegiatan nobar ”Kenali Jenis Cyberbullying di Dunia Maya” merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD). Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan dapat diakses melalui Website www.literasidigital.id, Instagram @literasidigitalkominfo , Facebook Page Literasi Digital Kominfo dan Kanal Youtube Literasi Digital Kominfo.