Kasus Covid-19 di Pabrik Daging Jerman Melonjak, Lockdown Bisa Diberlakukan Lagi

picture-alliance/dpa/D. Inderlied
Sumber :
  • dw

Sejak akhir minggu, infeksi Covid-19 yang terjadi di pabrik pengolahan daging di distrik Gütersloh, negara bagian Nordrhein-Westfalen (NRW) terus meluas. Sampai minggu sore (21/6), otoritas kesehatan mengatakan hampir semua 7000 pekerja sudah melakukan tes, dan 1331 pekerja dikonfirmasi positif. Masih ada ratusan hasil tes yang ditunggu.

Gerak cepat aparat kesehatan selama akhir minggu hingga kini berhasil membatasi infeksi hanya terbatas di kalangan pekerja pabrik. Sejak hari Jumat (19/6), pabrik yang berada di distrik Gütersloh itu sudah dilarang beroperasi dan karantina ketat diberlakukan kepada sekitar 7000 pekerja.

Untuk melakukan penelusuran ketat dan mengawasi penerapan karantina, otoritas setempat meminta bantuan militer Jerman, Bundeswehr. Polisi dan militer menutup beberapa kompleks perumahan dengan menggelar pagar kawat berduri.

Ada 32 satuan tugas yang dibentuk untuk melakukan tes dan penelusuran kontak secara proaktif dengan mendatangi para pekerja di tempat mereka tinggal. Tim itu terdiri dari anggota kantor pemerintahan distrik, anggota dinas kesehatan, Palang Merah Jerman, anggota Bundeswehr dan tim penerjemah.

"Lockdown bisa diberlakukan lagi"

Tenaga-tenaga spesialis didatangkan dari luar NRW untuk diperbantukan. Minggu ini, tes akan diperluas kepada seluruh warga secara sukarela. Empat rumah sakit disiapkan untuk merawat pasien dengan kasus parah. Hingga saat ini, ada 21 orang yang mendapat perawatan di rumah sakit dan 6 orang dengan kasus parah yang harus mendapat perawatan intensif.

Perdana Menteri NRW Armin Laschet memperingatkan warga bahwa lockdown bisa kembali diberlakukan, jika kasus infeksi makin parah dan meluas keluar dari komunitas pekerja pabrik.

"Jangan ada yang berpikir bahwa lockdown tidak akan diberlakukan lagi”, kata Armin Laschet. Dia menekankan, otoritas kesehatan mengamati perkembangan situasi dengan seksama "dari jam ke jam”. Sejauh ini, beberapa sekolah dan taman kanak-kanak di kawasan itu kembali ditutup.

Kritik tajam kepada pemilik pabrik

Pabrik pengolahan daging yang jadi sorotan itu milik keluarga Tönnies, pengusaha pengolahan daging terbesar Jerman. Kepala Distrik Gütersloh Sven-Georg-Adenauer melontarkan kritik keras kepada pengelola pabrik yang "tidak bekerjasama" dengan baik.

"Pihak pabrik tidak mampu, atau tidak mau, menyerahkan daftar alamat dari 1300 pekerja," katanya, sehingga aparat berwenang melakukan penggeledahan langsung dan "setelah bekerja keras selama beberapa jam" akhirnya berhasil memiliki semua alamat dari semua pekerja pabrik. Anggota Bundeswehr lalu dikerahkan menjaga areal pabrik dan mengawasi pekerja yang keluar-masuk.

Ketua Tim Manajemen Krisis Covid-19 Thomas Kuhlbusch mengatakan dalam konferensi pers: "Kepercayaan kami terhadap perusahaan Tönnies saat ini adalah nol".

Setelah berdiam diri cukup lama, pemilik pabrik Clemens Tönnies akhirnya muncul ke publik dan berjanji "akan melakukan perubahan". Dia juga mengatakan perusahaannya kesulitan memberikan daftar alamat pekerja karena "alasan perlindungan data".

Menteri Tenaga Kerja Jerman Hubertus Heil menegaskan, perusahaan Tönnies harus bertanggung jawab atas merebaknya infeksi Covid-19 di kalangan pekerjanya. "Siapa yang melanggar aturan sehingga virus menyebar, harus bertanggung jawab juga secara finansial," katanya hari Minggu (21/6) kepada wartawan.

Sebagian besar pekerja pabrik pengolahan daging di Jerman berasal dari Eropa Timur, terutama Rumania, Bulgaria dan Polandia. Pengamat sejak lama mengeritik kondisi sosial para pekerja dari luar Jerman yang tinggal secara berdesakan di apartemen-apartemen kecil. Juga kondisi kerja di pabrik sering dinilai tidak memadai.

hp/vlz (dpa, epd, afp)