Diasapi Rio Haryanto Jadi Pengalaman Terburuk Pembalap Ini
- Dok. Manor Racing
VIVA.co.id – Pembalap asal Indonesia, Rio Haryanto, berhasil menyentuh garis finis F1 GP China di Shanghai International Circuit, Minggu 17 April 2016 lalu. Dia menjadi pembalap ke-21 yang menyelesaikan lomba sepanjang 56 putaran tersebut.
Di belakang pembalap tim Manor Racing itu ada pembalap muda tim Renault, Jolyon Palmer. Berada di belakang Rio, rupanya membuat Jolyon frustrasi. Dia bahkan menyebut finis nomor buncit di GP China sebagai pengalaman terburuk dalam kariernya.
"Secara keseluruhan, bagi saya pribadi, saya pikir seluruh akhir pekan itu adalah yang terburuk selama menjadi pembalap. Sudah sangat buruk," ungkap Jolyon seperti dilansir Autosport.
(Baca juga: Manor Racing Beri Rio Haryanto Tugas Khusus)
Tanda-tanda keterpurukannya dalam lomba seri 3 ajang adu kebut jet darat musim ini sudah terlihat sejak kualifikasi. Saat itu, dia mengaku mobilnya tak mampu berbuat banyak sehingga hanya mendapatkan posisi ke-19 saat start.
Dan petaka sebenarnya datang satu hari kemudian. Kinerja mobil RS16 yang dikendarainya sangat mengecewakan. Ditambah lagi, dia menganggap ada kesalahan strategi yang diterapkan oleh timnya saat itu.
"Saya masih dalam tahap belajar untuk menerapkan strategi yang berbeda dalam sebuah lomba. Ada pengalaman positif dalam balapan, dan ada yang negatif, terutama soal kecepatan mobil yang sangat buruk," ucap Jolyon.
Seusai lomba, Rio mengungkapkan rasa senangnya sukses menahan Jolyon untuk tetap berada di belakangnya. "Saya berhasil menahan Palmer sampai akhir, yang tentunya itu bagus."