Suka Duka Pelatih Atlet Difabel, Butuh Kesabaran Lebih

Ilustrasi pelatih atlet berkebutuhan khusus.
Sumber :
  • VIVA/Muhammad Nurhendra Saputra

VIVA – Menjadi seorang pelatih untuk mencetak atlet berprestasi tidaklah mudah. Apalagi menjadi seorang pelatih untuk atlet berkebutuhan khusus. 

Seperti yang diceritakan oleh pelatih Para Renang, Handoko Purnomo. Handoko menyebutkan, dia harus lebih dahulu memahami latar belakang setiap anak asuhannya. 

"Ini kan dari berbagai macam latar belakang dan keterbatasan mereka. Misalnya latar belakang pendidikan mereka yang tinggi dengan yang berpendidikan kurang tinggi tentu penanganan berbeda. Yang pasti kita harus mendekati mereka dengan kekeluargaan," kata Handoko saat ditemui di Kolam Renang Tirta Bhirawa Yudha KOPASSUS, beberapa waktu lalu.

"Dengan mereka kami lebih banyak melakukan diskusi. Saya juga mengingatkan mereka untuk tidak sombong jika nanti berhasil atau meraih hasil terbaik," tambah Handoko. 

Hal senada diungkapkan oleh pelatih Para Catur, Teddy Wiharto. Menurut Teddy, membutuhkan kesabaran yang lebih. 

"Yang banyak sabar saja. Salah satu kuncinya adalah menaruh kepercayaan dulu. Kemudian kami juga harus membuat senyaman mungkin mereka. Kami juga menganggap mereka sebagai anak sendiri," kata Teddy saat ditemui di The Alana, Solo. 

Indonesia akan menjadi tuan rumah Asian Para Games 2018. Ajang untuk atlet difabel ini akan berlangsung 6-13 Oktober di Jakarta. Akan ada 18 cabang olahraga yang dipertandingkan. Dan jumlah peserta negara mencapai 43.