Perangi Doping Jelang Asian Games 2018

Seminar anti-doping jelang Asian Games 2018.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Yudhi Maulana

VIVA.co.id – Indonesia menyatakan perang terhadap doping untuk sukses Asian Games 2018. Langkah tegas dilakukan oleh Seksi Wartawan Olahraga (SIWO) dengan menggelar diskusi dengan tema "Kasus Doping PON 2016 Peringatan dalam Menuju Sukses Prestasi di Asian Games 2018". 

Bertempat di Gedung KONI Pusat, Senayan, Jakarta Kamis 19 Januari 2017, diskusi ini berangkat dari kasus doping dari beberapa atlet di Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016.

Dalam diskusi tersebut hadir dari pihak Lembaga Anti Doping Indonesia (LADI) yang rencananya menjadi ujung tombak untuk membasmi doping dalam menghadapi Asian Games 2018. 

Ketua Umum LADI, Zaini Kadhafi Saragih, mengungkapkan, LADI akan bekerja keras untuk memberikan program bagi atlet untuk mencegah kembali ditemukannya atlet yang positif doping.

"Perang terhadap doping, kami menjadi tulang punggung pemerintah pemberantasan doping. Atlet adalah korban,” kata Zaini, ketika menjadi salah satu pembicara di acara tersebut.

“Ada dua faktor kemungkinan kenapa mereka positif doping, yaitu formal dan tidak formal. Formal bisa dari pelatih dan tidak formal bisa dari keluarga atau lingkungannya. Hal ini terjadi di PON 2016,” tuturnya.

Pernyataan ini didukung oleh Kepala Bidang Binaraga, Irwan Alwi. "Kami tidak mentolerir jika ada atlet yang memakai doping. Intinya adalah melakukan sosialisasi terlebih dahulu dan saya yakin LADI menjadi harapan atlet perangi doping," tutur Irwan. 

Sebelumnya, wajah olahraga Indonesia tercoreng setelah diketahui jika terdapat 12 atlet yang terindikasi menggunakan zat doping pada PON 2016 Jawa Barat. Sebanyak 12 atlet tersebut berasal dari cabang olahraga menembak, berkuda, binaraga, dan juga angkat besi. Karena hal tersebut, para pengguna doping akan dicabut medali dan bonusnya. (art)