Mengenal 12 Permainan Tradisional Indonesia yang Perlu Dilestarikan

Lompat tali.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Seiring dengan kemajuan teknologi, permainan tradisional Indonesia terkalahkan dengan video game atau ponsel sebagai mainan favorit. Terlebih lagi saat ini Indonesia sedang dilanda covid-19 yang memaksa mereka untuk berdiam diri di rumah.

Tapi sayang, dengan kebanyakan bermain game melalui ponsel akan menimbulkan efek negatif terhadap kesehatan sampai kemampuan bersosialisasi. permainan tradisional ini dapat dimainkan secara berkelompok atau minimal berpasangan. Alat yang digunakan pun sangat sederhana dan murah meriah karena terbuat dari bahan-bahan yang ada di sekitar tempat tinggal.

Hampir semua daerah di Indonesia memiliki permainan tradisional yang seru untuk dimainkan dan memicu kreativitas sekaligus bisa menyehatkan tubuh. Nah, berikut beberapa permainan tradisional Indonesia yang patut dimainkan.

Lalu, apa saja permainan tradisional Indonesia?

Egrang

Anak-anak bermain Egrang di Kepanjen Malang, Minggu 15/3/2015

Photo :

Egrang merupakan salah satu permainan tradisional yang memakai 2 tongkat bambu berukuran tinggi sekitar 150 cm dan diberi pijakan kaki di bawahnya. Untuk memainkannya, seseorang dapat berdiri di atas pijakan kaki tersebut dan berjalan dengan ketinggian dan keseimbangan.

Petak umpet

petak umpet

Photo :
  • WordPress.com

Petak umpet adalah salah satu permainan tradisional Indonesia yang paling terkenal dan banyak dimainkan. Untuk memainkannya Anda harus mengumpulkan setidaknya tiga orang. Kemudian jadikan satu orang sebagai penjaga dan dua orang lainnya bersembunyi. Setelah menghitung sampai 10, penjaga kemudian mencari para pemain yang bersembunyi. Apabila si penjaga lengah, pemain lain harus segera ke tempat penjaga dan apabila ada pemain lain yang ketahuan, maka akan dijadikan sebagai penjaga.

Congklak

congklak

Photo :
  • unsplash.com

Permainan congklak sudah dikenal hampir di seluruh wilayah Indonesia. Congklak dimainkan dengan papan congklak yang diisi menggunakan kerang. Papan congklak memiliki lubang sebanyak 16 buah dan hanya bisa dimainkan oleh dua orang saja. Total keseluruhan biji congklak ada 98 buah dan dimainkan dari kiri ke kanan dengan cara mengambil dari satu lubang papan. Begitu seterusnya sampai ada yang memiliki jumlah biji terbanyak.

Boi-boian

boi boian

Photo :
  • Tangkapan Layar: YouTube

Boi-boian dimaikan dengan cara melemparkan sebuah bola kecil ke tumpukan pecahan genteng atau batu pipih. Permainan ini dinamakan boi-boian karena pada zaman dahulu permaianan ini banyak dimainkan oleh anak laki-laki dan dalam bahasa Inggrisnya adalah ‘Boy’. Permainan ini juga sering dikatakan sebagai bowlingnya Indonesia tapi lebih seru.

Gundu atau kelereng

Permainan kelereng bermanfaat bagi perkembangan otak anak

Photo :
  • vstory

Permainan ini merupakan sebuah permainan tradisional yang dimainkan oleh anak laki-laki. Di perkampungan banyak yang mengoleksi kelereng sampai berpuluh-puluh bahkan berates-ratus dengan motif dan ukuran yang berbeda-beda. Cara memainkan kelereng, biasanya dengan membuat lingkaran dan menaruh kelereng yang akan dilombakan. Kemudian secara berlawanan pemain akan menyentilkan kelereng jagoan ke kelereng yang dilombakan.

Lompat tali karet

lompat tali

Photo :
  • Kompasiana.com

Sesuai dengan namanya, permainan ini menggunakan tali karet yang disambung satu persatu sehingga menjadi panjang. Setelah panjang, ujung karet diikat dan siap digunakan. Permainan ini bisa dimainkan minimal tiga orang, karena dua orang bertugas memegang ujung karet dan satu orang bermain. Atau bisa juga diikatkan pada pohon lalu dimainkan secara bersamaan mulai dari ujung kaki sampai ujung kepala.

Engklek

Ilustrasi main engklek |flickr.com/photos/gedelila

Photo :
  • U-Report

Permainan ini merupakan salah satu permainan yang sampai saat ini masih dimainkan di seluruh Indonesia, meskipun setiap daerah memiliki sebutan yang berbeda-beda namun cara memainkannya tetap sama. Engklek bisa dimainkan oleh perempuan atau laki-laki dan bisa dimainkan minimal dua orang. Cara memainkannya, cukup gambar kotak-kotak di tanah atau lantai menggunakan kapur. Terdapat tiga kotak horizontal, tiga kotak vertikal, dan tambah 1 kotak diatasnya serta dua di horizontal.

Dam daman

Dam daman

Photo :
  • Tangkapan Layar: YouTube

Dam daman adalah salah satu game mirip dengan main catur. Hanya saja, aturan dalam dam daman berbeda dengan catur. Setiap pemain atau catur poin hanya bisa bergerak mengikuti garis ke depan, samping, atau diagonal. Kemudian untuk memakan lawan, Anda hanya perlu melompatinya. Nah, apabila lawan memiliki kesempatan untuk memakan pion kita dan lawan tidak memakannya, kita bisa mengatakan dam lalu lawan akan terkena hukuman dengan mengambil 3 poin.

Ketapel

Wanita dan ketapel.

Photo :
  • U-Report

Ketapel merupakan salah satu permainan multifungsi. Selain untuk lempar-lemparan, ketapel juga bisa digunakan untuk berburu jambu, manga, hingga burung. Ketapel terbuat dari kayu yang berbentuk Y dengan panjang sekitar 30 cm. Bagian atas ketapel diikat dengan karet dan bagian tengah karet diikat menggunakan sebuah kulit atau kain sebagai tempat batu yang akan dilemparkan.

Ular naga

Ular naga

Photo :
  • Tangkapan Layar: YouTube

Permainan ini dimakan sebagai ular naga karena pemainnya membentuk barisan yang panjang seperti ular. Cara bermainnya yaitu dimulai dari dua orang yang membentuk terowongan kemudian dilewati oleh barisan ular sambil bernyanyi khas. Kemudian dua orang yang membentuk terowongan akan menangkap satu orang dari barisan ular tersebut. Begitulah seterusnya sampai permainan berakhir.

Gobak sodor

Permainan tradisional gobak sodor

Photo :
  • VIVA/ Bimo Aria

Gobak sodor dimainkan dengan cara membentuk dua kelompok dan setiap kelompok akan menjaga benteng masing-masing. Pembentukan pemain bisa dengan cara hompimpa dan pemenang bisa bermain duluan untuk berlari dan mengejar ke arah benteng lawan. Bermain gobak sodor Anda harus bergerak cepat supaya bisa memenangkan permainan.

Kucing-kucingan

Kucing kucingan

Photo :
  • Tangkapan Layar: YouTube

Permainan ini berasal dari masyarakat Jawa zaman dulu. Permainan ini seperti menceritakan kehidupan seekor kucing yang selalu kejar-kejaran dengan musuhnya seekor tikus. Cara bermainnya cukup memilih 1 kucing dan 1 tikus. Setelah ada dua orang yang menjadi tikus dan kucing, pemain lain membentuk lingkaran dan berpegangan tangan dan menjaga tikus dari kejaran kucing.