Kenal Gunung Langsung Ketagihan

Pendakian ke Bukit Tegal Panjang bersama kawan sehobi.
Sumber :
  • U-Report

VIVA.co.id – Bersyukur bisa kenal lanskap alam seperti pegunungan saat tahun 2014. Kenalnya dari salah satu kolega kantor saya. Dia sedang berbincang dengan serunya pada kolega yang lain mengenai gear untuk naik gunung. Sontak saya mendengarkan perbincangan mereka dan tertarik untuk ikutan melebur dalam perbincangannya. Sampai akhirnya kami janjian untuk naik gunung bareng.

Tidak perlu beli semua gear untuk pendakian kala itu, karena kata kolega saya, "Coba saja dulu Bis buat ikutan naik gunung, nanti kalau ketagihan baru deh nyicil beli satu per satu." Dan, ternyata benar! Saya ketagihan naik gunung. Padahal di tengah pendakian kala itu sempat berbisik untuk menyerah sebab medan gunung yang didaki sungguh menguras tenaga dan menantang, melewati jalur yang curam, menyeberangi jurang yang pernah longsor, sampai memanjat semak belukar yang berduri.

Sempat terpikir, bisa-bisa mati di tempat kalau saya enggak bisa survive. Ya, untung saja saya ditemani oleh para pendaki yang punya jam terbang tinggi. Jadi, saya dituntun kala kesulitan menaklukan semua rintangan di depan mata. Ternyata capek banget ya naik dan turun gunung. Salut sekali dengan penduduk asli yang tinggal di daerah pegunungan. Mereka naik dan turun gunung sambil memikul barang yang berat pula. Bahkan banyak anak-anak yang hanya memakai sandal jepit, berkeliaran di sepanjang jalur.

Di benakku, “Andai saya besar di daerah pegunungan, pasti saya jadi enggak merasa takut sama sekali dengan medan gunung yang ingin didaki.” Bersyukurlah mereka. Akhirnya setiap bulan pasti saya mengambil cuti sehari buat pelesiran. Ya, walaupun hanya untuk semalam di gunung. Jadi, Jumat malam saya pergi lalu pulang Selasa pagi atau Senin malam sudah sampai di ibukota.

Nah, sayangnya karena saya sudah resign dari kantor tersebut, maka dengan berat saya harus memendam rasa untuk naik gunung lagi. Sebenarnya bisa saja cuti, apalagi saya sudah mau lewat tiga bulan di kantor baru ini. Hanya saja sedang tidak ada yang mem-back up pekerjaan saya yang mesti online nyaris 24 jam. (Tulisan ini dikirim oleh Bizka Bikun)