Nama Tuhan dalam Memuaskan Syahwat Politik

Ilustrasi bendera partai-partai politik beberapa waktu lalu.
Sumber :
  • Antara/ Fanny Octavianus

VIVA.co.id – Dalam beberapa hari ini, tentunya kita dihadapkan dengan berbagai rintangan dan problematika kita sebagai sebuah bangsa. Di mana, berbagai gejolak timbul tenggelam yang terkadang disusupi isu agama.

Televisi kita juga banyak mempertontonkan kebodohan orang-orang pintar. Mereka bodoh, karena terlalu mengikuti hasrat mereka untuk memainkan bola liar yang membuat suasana semakin kacau balau.

Lidah-Lidah mereka pedas, bahkan cenderung menghasut. Dalam beberapa tayangan, mereka tampil manis dengan membawa-bawa nama Tuhan dalam ucapannya. Malah, ia menuhankan dirinya dalam balutan kepentingan politik yang justru mencampakkan kondisi bangsa. Seharusnya, tak usah membawa nama-nama Tuhan, kalau hanya untuk sekadar memuaskan syahwat politik semata.

“Pak, kenapa ada nama Tuhan disebut-sebut dalam kampanye? Apakah, Tuhan ikut dalam mendukung pasangan calon?” Sang bapak menatap tajam sembari berkata, "Pertanyaanmu adalah pertanyaanku juga. Gelisahmu adalah gelisahku juga. Kecemasamu adalah kecemasanku juga, wahai muridku."

Lalu, kini kita harus bertanya pada siapa? Pilkada Jakarta sudah memakan waktu yang lama. Celakanya, tak ada pendidikan politik satu pun yang kita temukan dalam durasi lama itu. Malah yang kita temui hanyalah dikotomi berdasarkan nama Tuhan.

Apakah Tuhan juga akan dibawa dalam 2019 nanti? Entahlah. Hanya mereka yang bersyahwat yang tahu apa yang bakal mereka lakukan untuk berkuasa. (Tulisan ini dikirim oleh Elsa Andriani, Makassar)