Baik Buruknya Kehidupan Tergantung pada Cara Pandang Anda

Ilustrasi orang sukses.
Sumber :

VIVA.co.id – Jika kita berpikir buruk tentang orang lain, selalu ada saja bahan untuk menduga hal-hal yang buruk. Jika ada seorang teman memberi hadiah kepada kita, jelas itu adalah perbuatan baik. Tetapi jika kita berpikirnya buruk, maka dapat timbul kecurigaan. “Jangan-jangan dia punya maksud lain yang tersembunyi” atau kita akan mengumpat, “Ah, enggak level, hadianya cuma barang murahan.”

Sebenarnya yang rugi dari pola pikir semacam itu tidak lain adalah diri kita sendiri. Kita menjadi mudah curiga dan diselimuti rasa was-was. Sebaliknya, jika kita berpikir positif, kita akan menikmati hadiah itu dengan rasa gembira dan syukur, “Ia sangat murah hati. Walaupun jauh, ia menyempatkan diri untuk mengantarkan hadiah ini ke rumah.” pikirnya.

Warna hidup memang tergantung dari warna kacamata yang kita pakai. Hidup akan menjadi baik kalau kita memandangnya dari segi yang baik, termasuk dalam menilai orang lain. Hal ini penting dalam rangka membangun hubungan keluar (hubungan dengan orang lain) yang baik.

Ingat, kita adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Karenanya dalam membina keharmonisan hubungan ini diperlukan sikap empati, saling membantu, mau mendengarkan orang lain, berkomitmen tinggi dalam menaati kesepakatan bersama, menghormati orang lain, menghargai pendapat orang lain, membuka diri untuk saling berbagi dan bekerja sama, serta melihat sisi positif dan negatif secara objektif.

Ketika Anda melihat semua perilaku kehidupan orang lain dari sisi buruk, Anda hanya akan mendapatkan realitas kehidupan yang tidak membahagiakan diri Anda. Tetapi, ketika Anda memahami bahwa kehidupan ini memberikan segala kebaikan dan kemudahan bagi kehidupan Anda, niscaya Anda akan memiliki realitas kehidupan terindah.

Cara Anda melihat kehidupan ini sangat menentukan bahagia tidaknya diri Anda. Bila Anda masih suka berkeluh kesah, maka Anda hanya akan mendapatkan penderitaan. Namun, jika Anda merasa nyaman dan bersyukur atas kehidupan Anda saat ini, maka Anda akan mendapatkan kebahagiaan hidup.

Penderitaan hidup selalu datang dari dalam diri dan bukan dari luar diri. Menyalahkan kehidupan lain atas penderitaan Anda adalah perbuatan sia-sia, yang hanya akan mendatangkan penderitaan yang lebih besar. Diri yang bijak selalu mampu menjalani kehidupan dalam rasa syukur dan terima kasih atas semua kebaikan dari kehidupan lain.

Di kantor tempat Anda bekerja misalnya. Ketika manajer Anda menegur pekerjaan Anda yang lambat, bila Anda melihat itu sebagai ketidaksukaan manajer kepada Anda, maka Anda pasti hidup dalam perasaan  tertekan di sepanjang jam-jam kerja Anda. Ini artinya Anda tidak akan mendapatkan kepuasan kerja. Apalagi menikmati kebahagiaan dan kesenangan di lingkungan tempat kerja Anda.  Anda akan merasa tersiksa dan pasti berniat resign.

Jelas, di sini cara pandang Anda yang membuat Anda tidak mendapatkan hal-hal terbaik. Bandingkan jika Anda bersikap positif atas sikap manajer Anda dengan segera memperbaiki diri sendiri dan mempercepat cara kerja, niscaya Anda akan mendapatkan perhatian dan pujian dari manajer Anda.

Memang tidak mudah menerima penilaian orang lain atas diri kita. Namun, yakinlah bahwa orang-orang yang merasa terhina atas ucapan dan tindakan orang lain akan terkungkung dalam penderitaan. Sebaliknya, orang-orang yang memanfaatkan hinaan dan ucapan negatif orang lain sebagai cerminan untuk memperbaiki diri, pastilah akan tersenyum bahagia dalam menjalani bahtera kehidupan.

Ketika orang-orang melemparkan kebencian kepada Anda, biarkan mereka. Jangan balas mereka dengan kebencian pula. Tetapi ubahlah semua kebencian itu menjadi kebaikan yang Anda berikan untuk semua orang tanpa pilih kasih. Jika Anda ikut bereaksi dengan hal-hal negatif juga, maka kebencian dan ketidak bahagiaan akan hadir bersama penderitaan panjang menempatkan Anda pada ketidaknyamanan hidup.

Ketika Anda hanya berputar dalam pola kehidupan aksi dan reaksi sambil mengejar untuk membalas perbuatan-perbuatan negatif orang lain, maka Anda tidak akan pernah menemukan kedamaian hidup, melainkan penderitaan. Realitas kehidupan Anda akan terasa lebih indah dan menyenangkan ketika Anda mulai melihat semua kejadian dalam kehidupan Anda sebagai cara Tuhan untuk membimbing Anda menuju puncak kebahagiaan tertinggi di kehidupan Anda. (Tulisan ini dikirim oleh Andi Kamal, Makassar)