Kisah Ustadz Takdir, Penghafal Qur'an yang Sakit TBC Tulang

Bantu Ustadz Takdir pulih dari sakitnya
Sumber :
  • vstory

VIVA – Ustadz Takdir Ambo adalah alumni STMIK Antar Bangsa Daarul Qur'an tahun 2018. Ia berasal dari Bulukumba, Sulawesi Selatan. Saat masih kuliah, Ustadz Takdir adalah mahasiswa penerima beasiswa dari Daarul Qur'an.

Merantau dari kampung halamannya, membuat Ustadz Takdir harus bekerja demi memenuhi kebutuhan hidupnya di tanah perantauan. Alhasil, di sela-sela kesibukannya untuk kuliah, ia pun kerap menjadi relawan PPPA Daarul Qur'an dalam berbagai event.

Sepak terjangnya menjadi relawan PPPA Daarul Qur'an terbilang cukup panjang. Ia sering menjadi langganan PPPA Daarul Qur'an kala membutuhkan relawan Ramadan, kajian Islam bulanan di Masjid Istiqlal, gerai sedekah, qurban, dan masih banyak lagi.

Selama menjalani masa kuliah, Ustadz Takdir juga menghafal Qur'an di asrama mahasiswa bersama penerima beasiswa lainnya. Selain menghafal di asrama, ia pun terus menambah hafalan di kampus. Sebab, ia dan mahasiswa STMIK Antar Bangsa lainnya rutin mengikuti materi kuliah tahfidz setiap Senin.

Pada akhir 2018 lalu, Ustadz Takdir lulus dari STMIK Antar Bangsa dengan nilai yang sangat baik. Karena kelebihannya itu, ia pun diangkat menjadi salah satu staf Institut Daarul Qur'an bersama lima mahasiswa lainnya.

Namun sayang, beberapa bulan setelah itu ia mengalami sakit. Tepatnya pada 2019 lalu. Awalnya Ustadz Takdir mengalami batuk-batuk dan pembengkakkan di bagian punggung. Alih-alih membaik, batuknya justru semakin parah dan tubuhnya pun terlihat semakin kurus.

Ia terpaksa izin beberapa kali dari tempatnya bekerja untuk memulihkan kesehatannya. Hingga pada awal 2020, Takdir pun memeriksakan kesehatannya ke dokter. Bagai disambar petir, ia dinyatakan menderita penyakit Tuberkolusis (TBC) Tulang.

Donasi Ustadz Takdir

Saat ini kondisinya semakin kurus, ia juga sering mengalami sesak napas, batuk-batuk, dan bahkan tak kuasa beraktivitas terlau lama. Ia mengaku cepat kelelahan jika berdiri dan melalukan aktivitas seperti kebanyakan orang.

Kini ia ingin sekali pulang ke kampung halamannya di Bulukumba. Namun, ia yang tinggal bersama kakaknya itu harus terlebih dahulu memulihkan kesehatannya sebelum bertemu dengan orangtua dan keluarga di sana.

Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.