Mengerikan, Tiga Koki Ini Meninggal Secara Tragis

Ilustrasi bunuh diri.
Sumber :
  • U-Report

VIVA - Setiap pekerjaan tentu memiliki risiko yang harus ditanggungnya. Begitu juga tuntutan pekerjaan sebagai seorang koki. Anda mungkin berpikir, jika seorang koki bekerja dengan senang dan kenyang. Tapi ternyata, tidak begitu.

Banyak hal yang tidak kita ketahui telah terjadi di belakang dapur dan ruang makan restoran yang cantik. Tanpa banyak yang tahu, jika bekerja di dapur memiliki tuntutan yang sangat berat. Tuntutan bekerja di dapur, ternyata sangat melelahkan, baik itu secara fisik maupun mental. Sesekali, terdapat tekanan yang tidak bisa terkendali, yang sebabkan timbulnya emosi tinggi dan sebabkan suatu tragedi.

Banyak hal yang terjadi dalam kehidupan yang memang tidak semuanya bisa dijelaskan dengan baik, begitu juga dengan seorang koki. Dan berikut ini daftar tiga koki yang meninggal secara tragis.

1. Ruang Makan Berdarah

Pada September 2012, 46 tahun Stephan Stolze, koki di Steamer Restaurant di Key Largo, mengambil pisau dari dapur dan berjalan ke ruang makan. Di depan rekan-rekan kerjanya, Stolze mengangkat pisau ke sisi kanan lehernya dan mengiris lehernya.

Pendarahan hebat, Stolze berlari ke apartemennya, yang terletak di atas restoran. Sementara itu, karyawan restoran lainnya panik dan bingung dengan adegan berdarah yang dilakukan oleh Stolze. Tak sedikit, di tengah adegan tersebut, mulai berdatangan tamu untuk makan malam.

Robin Schaupp, manajer restoran, sedang rapat ketika insiden itu terjadi. Begitu diberitahu, dia berlari ke lantai atas untuk menemukan Stolze tergeletak mati di tanah. Rekan kerja Stolze mengklaim bahwa, ia telah menjadi depresi setelah putus dengan pacarnya dan bahwa ia ingin kembali ke negara asalnya dari Jerman. Namun, atas saran dari ayahnya, Stolze tetap di Key Largo karena Jerman tidak memiliki banyak kesempatan kerja.

2. Keadaan Mencurigakan

Pada bulan Juli 2015, seorang pria yang diidentifikasi hanya sebagai Rohit bekerja sebagai chef di Fidahh Restaurant, yang terletak di Epicura Mall di New Delhi, India.

Pada tanggal 10 Juli, Rohit memberitahu keluarganya bahwa ia telah memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya dan akan mengumpulkan uang dari Navdeep Singh, pemilik restoran.

Hari berikutnya, mayat Rohit itu ditemukan di restoran dapur. Menurut laporan, Rohit telah tidur di malam dapur dengan dua karyawan lainnya. Laporan ini melanjutkan dengan menyatakan bahwa, Rohit dan dua orang lainnya telah minum-minuman keras semalaman sebelumnya dan Rohit telah pingsan dalam keadaan mabuk.

Namun, sebagian orang menyatakan bahwa kematian orang itu mencurigakan. Sebuah pengadilan New Delhi dibebankan pemilik dengan pembunuhan . Dia juga didakwa menyebabkan hilangnya bukti yang terhubung ke kematian koki.

3.Masalah Keuangan

Homaro Cantu tampaknya memiliki segalanya di hidupnya. Pada usia 38 tahun, dia adalah seorang koki sukses yang dimiliki restoran berbasis di Chicago. Dia juga penulis dua buku masak dan pencipta bir yang inovatif.

Tapi seketika, semuanya runtuh. Pada bulan April 2015, Cantu ditemukan tewas di tempat pembuatan bir nya, dia jelas bunuh diri dengan menggantung. Mereka yang mengenalnya benar-benar tercengang karena mereka telah melihat tanda-tanda putus asa sebelumnya.

Sayangnya, tidak semuanya seperti yang terlihat. Cantu, yang dikenal pintar dalam membuat masakan yang unik, ternyata diam-diam mengalami tekanan keuangan yang sangat besar. Alexander Espalin, mantan rekannya dan investor di dua restoran, telah menuduh Cantu menggelapkan dana perusahaan.

Espalin menggugat Cantu telah menggunakan dana tersebut untuk keperluan pribadinya seperti santapan, pengeluaran pribadi, dan perjalanan. Rupanya, Cantu menyimpan rahasia ini sendirian dan merasa frustasi dengan tuduhannya tersebut. Hingga bunuh diri menjadi pilihannya.

Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.