Ketua Umum Asperindo Mohamad Feriadi

Kini Eranya Kolaborasi Asing dan Lokal

Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos dan Logistik Indonesia (Asperindo), Mohamad Feriadi.
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

VIVA – Industri jasa pengiriman ekspres pos dan logistik di Indonesia semakin tumbuh dengan tren dan booming e-commerce. Namun bukan itu saja yang membuat industri pengiriman ekspres makin seksi.

Uji Operasi, Tol Cibitung-Cimanggis Bakal Lancarkan Arus Logistik

Momen Ramadan dan lebaran menjadi saat-saat industri ini memanen hasil. Sebab pada momen tersebut menjadi momentum bagi masyarakat untuk mengirimkan sesuatu untuk orang tersayang.

Namun tren distrupsi yang akhir-akhir ini melanda berbagai sektor industri menjadi warna tantangan lain bagi industri pengiriman ekspres. Memang dalam waktu dekat ini, disrupsi belum sampai menggerus industri ekspres yang sudah bermain di pasar Indonesia. Pemain industri ini mengharapkan pemerintah menunjukkan keberpihakannya agar iklim bisnis ini bisa berjalan dengan baik.

Kemenhub Susun Strategi Pulihkan Transportasi Logistik Selama Pandemi

Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos dan Logistik Indonesia (Asperindo), Mohamad Feriadi membeberkan panjang lebar bagaimana wajah industri ekspres Indonesia pada masa kini dan masa depan.

Keterbukaan teknologi menurutnya sudah menjadi sebuah keniscayaan, tanpa memuat kualitas layanan menjadi berkurang. Dalam konteks ini, Feriadi meminta kepada masyarakat untuk lebih mempercayakan pengiriman ekspres kepada penyedia layanan yang telah berizin. Sebab dengan mempercayakan kepada penyedia yang berizin, maka masyarakat akan merasakan pelayanan yang prima dan nyaman.

DPR Ungkap Peran Strategis PT Pos Dukung Ekosistem Logistik Nasional

Berikut petikan lengkap wawancara kami bersama dengan Ketua Umum Asperindo, Mohamad Feriadi yang juga menjabat sebagai Presiden Direktur JNE, pada pertengahan bulan puasa di kantornya di kawasan Jakarta Barat:

Beberapa saat lagi mendekati Lebaran. Sebetulnya di industri logistik kalau Lebaran itu dinamikanya bagaimana?

Industri jasa pengiriman biasanya memang mengalami peak pada saat bulan-bulan Ramadan, saya yakin kebanyakan perusahaan jasa pengiriman mengalami peningkatan. Pemicunya tentu banyak, tapi saya tidak akan jabarkan satu persatu. Salah satu pemicunya adalah mungkin karena banyaknya masyarakat yang tinggal di Jakarta, tidak berkesempatan untuk pulang atau mudik ke kampung.

Sehingga mereka akhirnya kirim sesuatu untuk sanak saudaranya yang ada di kampung, atau sebaliknya, mungkin ada keluarganya yang di daerah-daerah  tahu kalau saudaranya tidak bisa pulang, akhirnya yang dari kampung kirim sesuatu, akhirnya baik yang ada di daerah maupun Jakarta, dua-duanya.

Itu yang kita lihat. Yang lain karena juga seiring dengan tumbuhnya e-commerce barang-barang yang kebanyakan dipergunakan masyarakat, fesyen misalnya baju, dan lain-lain. Itu menjadi tambahan untuk jasa pengiriman. Kalau tadinya cuma makanan, sekarang fesyen sudah banyak. JNE salah satunya banyak menangani kiriman e-commerce, kebanyakan barang-barang yang ada di e-commerce isinya memang fesyen semua. Ditambah lagi dengan momen lebaran, akhirnya ini membuat volume pengiriman kita menjadi meningkat. Jadi wajar.

Dulu memang orang mengira peak season itu terjadi hanya pada Ramadan, tapi sekarang justru dengan adanya e-commerce ada bulan-bulan lain yang membuat kiriman kita cukup tinggi.

Peningkatannya bisa lebih tinggi dari Ramadan, itu biasanya terjadi pada program Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas). Mereka buat Harbolnas itu cukup unik, ada yang mulai dari Oktober, jadi 10-10, ada juga yang 11-11, dan ini membuat transaksi meningkat dan pada akhirnya ekspedisi jasa pengiriman jadi ramai

E-commerce mendorong tumbuhnya pengiriman, perbandingan sebelum booming e-commerce, dinamika industri pengiriman bagaimana?

Memang ada barang yang sifatnya sementara, contohnya seperti batu akik, itu ramai. Itu juga jadi pemicu daerah-daerah tertentu, ini menjadi komoditas yang banyak dikirimkan.

Terus pada saat batu akik mulai berkurang, tumbuhlah e-commerce. Next setelah ini tuh apa, kita enggak tahu. Tapi kalau kita melihat di tahun 2017 aja banyak pelaku e-commerce itu bilang penetrasinya pada saat itu masih kecil, sebagian besar mengatakan kurang dari 3 persen, bahkan artinya di tahun 2018 dan seterusnya ke depan kemungkinan pertumbuhan ini akan lebih bisa dirasakan lagi.

Buat jasa pengiriman, PR-nya adalah bagaimana kita melakukan persiapan supaya mereka yang sekarang ini kapasitasnya kecil, kapabilitasnya rendah, jadi bisa ditingkatkan, supaya pada saat e-commerce tumbuh mereka punya peluang untuk mendapat opportunity lebih banyak.

Kaitannya dengan Ramadan hampir sama. Jadi begini, menjelang Ramadan, perusahaan tentu harus sudah melakukan persiapan, kami di JNE sudah lakukan itu, tiap kali kita memasuki bulan Ramadan biasanya kita ada video conference dengan daerah-daerah, mengingatkan kepada teman-teman di daerah pentingnya untuk kita mempersiapkan segala sesuatu. Mulai dari SDM,  kendaraan, atau pun peralatan-peralatan yang dibutuhkan.

Kenapa? Karena kita memang menginginkan pada saat peak season ini kita bisa maksimal, maksudnya kita tentu nanti akan menjadi penentu kita di tahun berikutnya. Kalau tahun ini perfomance kita dinilai jeblok, tentu kepercayaan dari pelanggan juga akan turun, dan yang kita khawatirkan tentu di tahun-tahun mendatang, kepercayaan tersebut tidak seheboh tahun ini dan itu sebabnya kita bilang kepada teman-teman tolong persiapan bisa dilakukan secara maksimal, dan kita lakukan pengawasan itu. Kita lakukan apel, istilahnya, supaya teman-teman di daerah tahu betul apa yang dilakukan.

Termasuk kita melakukan kunjungan, bersafari ke daerah-daerah, jadi direksi turun ke daerah, selain bersilaturahmi, kita juga mengingatkan kepada teman-teman di daerah, bahwa menjelang peak season ini kita harus membuat persiapan yang baik, karena gagalnya kita tentu ini akan membawa dampak kepada perusahaan di tahun berikutnya, sebaliknya keberhasilan kita tahun ini akan menjadi penentu kita di tahun-tahun yang akan datang.

Kalau tadi kan dalam hal persiapan Ramadan, peningkatan kuota, kapasitas dan sebagainya.

Bagaimana kita bisa booking space lebih banyak, bagaimana kemudian kita bisa mengukur bahwa kendaraan kita cukup atau tidak. Kalau tidak berarti kita harus memikirkan apakah kita sewa, atau beli, atau kerja sama dengan pihak rental. Karena customer tentu tidak menginginkan kiriman yang dititipkan melalui JNE ternyata mengalami kendala akibat dari kelalaian perusahaan.

Jadi kita lakukan persiapan ini jauh sebelum kita masuk ke bulan Ramadan, termasuk di bulan Ramadan-nya sendiri tadi kita melakukan safari ke daerah-daerah, untuk melihat langsung bagaimana kesiapan teman-teman yang ada di daerah. Bagaimana kemudian kita bisa berdialog dengan karyawan, oh ternyata mereka butuh ini, oh ternyata mereka butuh itu, dan kita coba memenuhi keinginan mereka. Ini kita belum mencapai puncaknya, ini masih ada beberapa hari. Pengalaman kita biasanya sampai H-5 kiriman masih akan tumbuh.

Dan pertumbuhan ini akan kita rasakan sejak akhir bulan Mei lalu ini sudah kita rasakan, dan hari ini pun saya mendapatkan data bahwa pertumbuhan industri itu variatif. Kalau JNE boleh dibilang mungkin 30 persen, kalau industri di bawah, kalau normal industri itu kita bilang ada di sekitar 14 sampai 15 persen.

Touring ke daerah-daerah, apa pendekatan yang dilakukan?

Biasanya dalam banyak kesempatan ke daerah saya pasti sempatkan ketemu dengan karyawan atau minimal kepala cabang. Ngobrol-ngobrol.

President Director JNE Express, Mohamad Feriadi

Pemerintah kan sudah bangun beberapa jalan darat, sampai tol laut. Dengan adanya gagasan tol laut sebetulnya cukup membantu enggak bagi industri pengiriman?

Ilustrasi industri logistik

Mengungkap Peluang Supply Chain Financing untuk Industri Logistik RI

Dengan mudahnya akses pembiayaan rantai pasok, industri logistik Indonesia dapat terakselerasi dengan cepat.

img_title
VIVA.co.id
20 Agustus 2021