VIVAnews - Pengurus Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Sulsel mendesak pemerintah untuk menyerahkan pendistribusian pupuk bersubsidi ke koperasi. Dekopin Sulsel menilai, distribusi yang dilakukan selama ini tidak efektif dan merugikan petani.
"Sistem distribusi yang dilakukan pemerintah saat ini sangat berbelit-belit. Akibatnya petani menghadapi kelangkaan pupuk setiap memasuki musim panen," Tegas Ketua Dekopin Sulsel, Hamid Basma saat jumpa pers di kantornya, Senin, 23 November 2008.
Hamid menjelaskan, distribusi pupuk bersubsidi selama ini memiliki mata rantai yang sangat panjang, yakni petani melalui kelompok tani harus membuat proposal kebutuhan pupuk dalam dokumen Rencana Defenitip Kebutuhan Kelompok (RDKK) ke Badan Tanaman Pangan. Selanjutnya dikirim ke Dinas Tanaman Pangan dan Holtikulutura setempat.
Setelah itu, petani baru bisa mengajukan permintaan ke pihak distributor. Itupun dengan persyaratan yakni memiliki lahan tanam minimal dua hektar. Persoalan itu kemudian diperparah, karena permintaan tersebut tidak langsung dipenuhi oleh distributor. Kalaupun di penuhi, masih harus melewati agen, penyalur, subpenyalur hingga sampai ke tangan petani.
Dengan kondisi tersebut, Ia tidak heran jika kelangkaan pupuk masih saja dirasakan oleh petani di Indonesia. "Kami menduga, ada oknum sub penyalur yang memainkan harga dan menyuplai daerah-daerah yang mampu membeli pupuk bersubsidi dengan harga yang mahal," tambahnya
Untuk itu, ia meminta kepada pemerintah untuk mempercayakan distribusi pupuk ke koperasi Unit desa (KUD). "Kami memiliki cabang diseluruh daerah hingga tingkat RT/RW. Sehingga, jika koperasi yang menangani distribusi, maka itu akan lebih efektif," Imbuhnya dengan yakin.
Ia juga menegaskan, jika pemerintah mempertahankan system yang berlaku sekarang, itu artinya pemerintah melakukan pembiaran terhadap kelangkaan pupuk di Indonesia.
Menurut catatan Dekopin Sulsel, mereka memiliki sekitar 6.000 KUD. Koperasi tersebut tersebar di 23 kabupaten di Sulawesi Selatan.
Laporan: Zeena/Makassar
VIVA.co.id
29 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
Partner
Kantongi Rahasia Timnas Uzbekistan, Ini Kata STY Jelang Laga Semifinal Nanti Malam
Siap
29 menit lalu
Alasan utama adalah transisi mereka sangat cepat, dari menyerang ke bertahan dan dari bertahan ke menyerang. Mungkin itu faktor yang membuat Uzbekistan menjadi salah satu
Selain itu, Dina Tia juga menuturkan bahwa setiap pemuda yang ada, patut untuk ikut andil dalam mengembangkan potensi yang ada di tempatnya masing-masing.
Pelatih Timnas Indonesia U-23, Shin Tae-yong, ingin membawa Indonesia kembali berlaga di cabang olahraga sepak bola putra Olimpiade. Indonesia akan menghadapi Uzbekistan
Menyayangi Anabul dan Cinta Lingkungan Dapat Pahala, Benarkah?
Mindset
sekitar 1 jam lalu
Menyayangi binatang dan mencintai lingkungan hidup sangat ditekankan oleh ajaran Islam. Dua tindakan tersebut akan dibalas dengan pahala yang besar di akhirat.
Selengkapnya
Isu Terkini