Hadapi FTA

Bea Cukai Terapkan Sistem Peringatan Dini

VIVAnews - Direktorat Jenderal Bea dan Cukai mengaku telah siap menghadapi perdagangan bebas (free trade agreement/FTA) Asean-China. Kesiapan tersebut terlihat dengan adanya sistem peringatan dini (early warning system) yang diterapkan setiap hari.

"Kami akan monitor pergerakan impor setiap harinya. Tentunya, jika terlihat indikasi lonjakan akan segera dilaporkan ke Kementerian Perdagangan," kata Dirjen Bea Cukai Thomas Sugijata di sela-sela kunjungan kerja Menteri Perindustrian MS Hidayat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu, 16 Januari 2010.

Sebagai otoritas di pelabuhan dan kepabeanan, Thomas mengaku Ditjen Bea dan Cukai hanya bisa melakukan hambatan non tarif, seperti ketentuan larangan dan pembatasan.

Pembatasan tersebut, Thomas menambahkan, dilakukan untuk menghambat percepatan tambahan impor dengan pengawasan melalui empat mekanisme. Di antaranya, pendaftaran, pemberian izin impor, verifikasi teknis di negara asal, danĀ  pemenuhan standar mutu barang.

"Sudah diidentifikasi berdasarkan suplai dan demand, beberapa komoditi dengan permintaan yang besar, seperti baja, tekstil, makanan minuman, mainan anak-anak, dan alas kaki akan ditingkatkan pengawasannya," ujarnya.

Untuk itu, Ditjen Bea dan Cukai, telah membuat standar operasional dalam sistem monitoring. Misalnya, mencocokkan dokumen yang masuk dengan specimen tanda tangan, bagaimana mewaspadai modus pelanggaran penyalahgunaan Surat Keterangan Asal (SKA), dan menangani SKA bermasalah.

"Jika terjadi pelanggaran, fasilitas FTA akan dicabut dan profil perusahaan bakal didata ulang, serta dikategorikan sebagai high risk," kata Thomas.

Selain itu, dia menambahkan, pengawasan Ditjen Bea dan Cukai juga membidik, pelabuhan-pelabuhan lain yang tidak diatur dalam Permendag No 56/2008 dan No 60/2008 tentang Ketentuan Impor Produk Tertentu. Hal itu, dilakukan untuk mencegah penyelundupan.

Menanggapi hal itu, Menteri Perindustrian MS Hidayat menilai, Ditjen Bea dan Cukai serta Pelabuhan Tanjung Priok siap menghadapi dan menangani kondisi yang ditimbulkan FTA Asean-China.

"Menurut saya, Tanjung Priok siap menghadapi FTA Asean-China. Dapat dipastikan, lonjakan pada akhir kuartal pertama nanti sudah bisa diatasi. Jika sistem di pelabuhan Tanjung Priok sudah berjalan, bisa menjadi role model bagi pelabuhan lain," kata Hidayat.

antique.putra@vivanews.com

Menkeu Sebut Jumlah Dana Pemda Mengendap di Bank Capai Rp 180,9 Triliun
Menteri Sosial Tri Rismaharini

Risma Populer di Jatim tetapi Elektabilitas Khofifah Tinggi, Menurut Pakar Komunikasi Politik

Pakar komunikasi politik mengatakan sosok Menteri Sosial Tri Rismaharini cukup populer di Jawa Timur tetapi elektabilitasnya tidak setinggi Khofifah Indar Parawansa.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024