Over Eksploitasi dan Perubahan Iklim Ancam Megadiversity Laut Besar RI

Dirjen Perikanan Tangkap Zulficar Mochtar dan Assistan Program FAOR Ageng S.H.
Sumber :
  • VIVAnews/FAO

VIVA –  Perairan Ekosistem Laut Besar Indonesia (Indonesia Sea Large Marine Ecosystem/ISLME) yang dihuni lebih dari 185 juta orang memiliki megadiversity tidak ada bandingannya di dunia. Namun kekayaan ini terancam punah oleh over esksplotasi dan perubahan iklim. 

Eratkan Kerja Sama, RI-FAO Bahas Transformasi Digitalisasi Pertanian

ISLME merupakan salah satu dari 66 Large Perairan Laut Besar (LME) di dunia dan berada di nomor 38 dengan 98% kawasan berada dalam wilayah perairan Indonesia, dan 2% merupakan teritori Timor-Leste. Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) yang masuk dalam ISLME yaitu WPPNRI yang tersebar di pesisir Pulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali dan Nusa Tenggara. Sedangkan di Timor-Leste, Atapupu, menjadi titik cross border yang berbatasan dengan Batugade di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
 
Pemerintah Indonesia dan Timor Leste dengan dukungan Badan Pangan dan Pertanian PBB (FAO) dan Global Environment Fund (GEF) hari ini, Rabu, 14 Agustus 2019, menyepakati strategi komunikasi yang efektif untuk mengampanyekan pentingnya kawasan tersebut bagi dunia.  Kerjasama kedua negara tersebut dibingkai dalam proyek “Enabling Transboundary Cooperation for Sustainable Management of the Indonesian Seas”.

“Nilai strategis lain dari kawasan ISLME adalah adanya inisiatif manajemen regional, yaitu Coral Triangle Initiative (CTI) dan Indian Ocean Tuna Commission (IOTC). Oleh karena itu, keberhasilan pengelolaan di kawasan ini tidak hanya akan menjadi cerminan dari keberhasilan pengelolaan ekosistem laut besar Indonesia, tetapi juga kawasan dan juga cerminan pengelolaan ekosistem laut besar di dunia,” ujar Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Zulficar Mochtar dalam sambutannya saat membuka pada kegiatan ISLME Regional Communication Workshop.

Hari Pangan Sedunia, FAO Sebut COVID-19 Singkap Rapuhnya Sistem Pangan

“Menjadi penting untuk berbagi informasi dan menangani isu perbatasan dan isu lainnya yang berhubungan dengan ekosistem di wilayah ISLME. Proyek ISLME telah membantu Timor-Leste untuk stock assessment sebagai sebuah bentuk kolaborasi,” ujar Direktur Jenderal untuk Perikanan dari Kementriaan Pertanian dan Perikanan Timor-Leste Acacio Guterres melalui rilis yang diterima VIVAnews pada Rabu, 14 Agustus 2019. Turut hadir dalam workshop ini Direktur Jenderal untuk Lingkungan Joao Carlos dari pemerintahan Timor Leste.  

Proyek ini memperat kerja sama regional dan dukungan pada manajemen berkelanjutan yang efektif untuk kawasan ISLME dan meningkatkan pengelolaan sumber daya perikanan dan ketahanan pangan dengan mengarusutamakan gender. 

Proyek Resort di Gunungkidul Berisiko Ancam Geopark

“Pelibatan kelompok perempuan diprioritaskan di bidang-bidang utama dengan implikasi gender yang kuat seperti mata pencaharian alternatif, perdagangan lokal dan kegiatan pascapanen terutama yang terkait dengan rantai pasokan,” ujar FAO-R Ageng Herianto menyampaikan pandangannya terkait pengarusutamaan gender dalam proyek ini. (ase)

Pekan Kesadaran Antimikroba Sedunia di Bali, Rabu, 24 November 2021.

Cegah 'Pandemi Tersembunyi', RI-FAO Serukan Bijak Pakai Antimikroba

FAO menyebutkan, resistensi antimikroba (AMR) juga sering disebut sebagai "pandemi tersembunyi" yang mengancam kesehatan hewan dan manusia secara global. 

img_title
VIVA.co.id
24 November 2021