Sri Mulyani Ingin Kurangi Kepemilikan Asing di Surat Utang Pemerintah

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Osaka, Jepang.
Sumber :
  • Instagram @smindrawati

VIVA – Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, berencana untuk terus meningkatkan porsi kepemilikan masyarakat Indonesia dalam Surat Berharga Negara (SBN) atau surat utang pemerintah pusat. Dengan begitu, diharapkannya porsi kepemilikan asing bisa berkurang.

Kemenkeu Catat Aset Tanah PTNBH Senilai Rp161,30 Triliun

Dia mengungkapkan, porsi tersebut bisa ditekan hingga mencapai 20 persen dari total keseluruhan surat utang pemerintah pusat yang ada saat ini. Kata dia, porsi kepemilikan asing dalam SBN saat ini mencapai 30 persen dari total keseluruhan SBN.

Berdasarkan data APBN yang dipublikasikan pada Juli 2019, porsi SBN domestik hingga akhir Juni 2019 masih mendominasi sebesar Rp2.735,76 triliun atau 72,29 persen dari total SBN secara keseluruhan. Sementara itu, porsi SBN dalam valuta asing sebesar Rp1.048,80 triliun atau 27,71 persen dari total SBN secara keseluruhan.

Pemanfaatan Aset Negara Buat Bangun IKN Jadi Fokus Kerja DJKN 2022

"Jadi ya idealnya terus meningkat (kepemilikan domestik). Saat ini sekitar 30 persen (kepemilikan asing), kita harapkan bisa mencapai 20 persen pada masa yang cukup dekat," kata Sri saat ditemui di gedung Parlemen, Jakarta, Senin, 19 Agustus 2019.

Dia menjelaskan, itu ditujukan supaya perekonomian Indonesia ke depannya bisa terus stabil. Sebab, ketika kepemilikan asing terus melebar dalam surat utang pemerintah pusat, perekonomian Indonesia akan mudah bergejolak ketika perekonomian global mengalami pelemahan.

Mau Beli ORI021 Bunga 4,9 Persen, Ini 28 Mitra Distribusinya

"Ya kita semakin besar basis domestik akan menimbulkan lebih banyak stabilisasi karena memahami kondisi market kita, tidak mudah untuk dipicu oleh perubahan policy yang berasal dari luar," tutur mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu.

Karenanya, dia menegaskan, Kementerian Keuangan akan terus menggencarkan sosialisasi kepada masyarakat Indonesia supaya berbondong-bondong membeli SBN. Apalagi, kata Sri, saat ini kelas menengah Indonesia terus mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan.

"Dan itu berarti menimbulkan banyak sekali sosialisasi kepada calon investor kita. Pokoknya kita usahakan terus saja, kalau Indonesia sekarang growing middle class kita sudah cukup tumbuh tinggi," ungkap dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya