Bantu Kembangkan Program JKN, Bank Dunia Kasih Pinjaman RI US$400 Juta

Ilustrasi Bank Dunia.
Sumber :
  • ANTARA/HO-Bank Dunia/am

VIVA – Bank Dunia mengucurkan pinjaman senilai US$400 juta untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Indonesia.

6 Tips Kesehatan untuk Para Jemaah Haji Jelang Keberangkatan ke Tanah Suci

Pinjaman ini disebut sebagai bagian dari upaya untuk memperbaiki penyelenggaraan perawatan kesehatan. Kemudian memperluas cakupan, dan berinvestasi pada modal manusia di Indonesia.

Selain itu diarahkan untuk meningkatkan mutu perawatan kesehatan, meningkatkan efisiensi pembelanjaan JKN, serta mendukung pembuatan maupun pelaksanaan kebijakan JKN. Program ini akan melibatkan Kementerian Kesehatan, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS-K), Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN), serta Kementerian Keuangan.

Manfaat Kalung Kesehatan, Solusi Nyata atau Sekadar Gaya?

Direktur Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste, Satu Kahkonen mengatakan, aksesibilitas ini penting bagi upaya pemulihan Indonesia dari COVID-19 dan akan melahirkan tenaga kerja Indonesia yang lebih sehat dan lebih produktif di masa depan.

“Melalui dukungan ini, Bank Dunia tetap berkomitmen untuk bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia dalam upaya menjamin akses rumah tangga yang berkelanjutan kepada layanan kesehatan yang penting yang berkualitas,” ujar dia dikutip dari keterangannya, Jumat, 17 Desember 2021.

BPS Sebut Ketimpangan Gender Menurun pada 2023, Ini Buktinya

Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Kunta Wibawa Dasa Nugraha mengatakan, di samping meningkatkan kualitas perawatan dan efisiensi pembelanjaan JKN. Pendanaan ini juga akan mendukung perbaikan sistem informasi kesehatan.

"Sehingga dapat lebih terintegrasi ke dalam pembuatan kebijakan JKN yang lebih tepat sasaran dan terinformasi,” tegas dia.

Ilustrasi pinjaman.

Photo :
  • U-Report

Antara 2014-2019 cakupan JKN disebutkannya telah mencapai 83 persen dari jumlah penduduk dan berhasil mengurangi pengeluaran belanja layanan kesehatan dari kantong pribadi, dari 47 persen menjadi 32 persen.

Namun, masih terdapat kelemahan pada kualitas perawatan menyebabkan tingginya angka kematian ibu, Tuberkulosis, dan stunting. Penyaringan dan diagnosis yang terbatas juga menghambat efektivitas pengelolaan terhadap penyakit kronis yang bebannya terus bertambah.

Pandemi COVID-19 juga telah mengganggu akses pada layanan kesehatan yang penting, dengan kemungkinan terjadinya dampak jangka panjang pada modal manusia. Hampir 3,5 juta warga Indonesia kehilangan akses kepada perawatan kesehatan yang terjangkau.

Ini sebagai akibat hilangnya pekerjaan, sementara itu pergerakan yang dibatasi, fasilitas yang ditutup, serta kewaspadaan dalam konteks pandemi berkontribusi kepada berkurangnya permintaan perawatan kesehatan, terutama yang bersifat preventif.

"Perawatan kesehatan yang tertunda dan hilang tidak hanya menyebabkan adanya kebutuhan perawatan kesehatan yang lebih besar di masa mendatang, tetapi juga dapat menambah beban keuangan bagi lembaga pelaksana JKN, yaitu BPJS-K," tegasnya.

Dukungan ini akan disalurkan melalui instrumen Program for Results (PforR) milik Bank Dunia, yang mengaitkan pencairan dana dengan pencapaian hasil program yang spesifik, dan dirancang untuk periode lima tahun.

Selain dukungan dari Bank Dunia, Bill and Melinda Gates Foundation akan memberikan dana hibah sebesar US$2,33 juta melalui World Bank’s Indonesia Human Capital Acceleration multi-donot trust fund.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya