Sri Mulyani Klaim Ekonomi Dunia pada 2020 Ditopang Indonesia

Menteri Keuangan Sri Mulyani
Sumber :
  • VIVAnews/Fikri Halim

VIVA – Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengklaim pada 2020, perekonomian dunia akan ditopang oleh negara-negara perekonomian berkembang atau emerging market, termasuk Indonesia.

Kemenkeu: Pertumbuhan Ekonomi 2021 yang Dirilis BPS Sesuai Prediksi

Itu, karena perekonomian global masih mengalami perlambatan, khususnya ekonomi negara-negara maju.

Dia menjelaskan, melambatnya perekonomian negara-negara maju saat ini, tidak terlepas dari masih kuatnya berbagai ketidakpastian global, yang disebabkan perang dagang yang berlarut-larut, dan eskalasinya yang semakin meningkat hingga gejolak geopolitik yang masih banyak terjadi. 

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di 2021 Capai 3,69 Persen

"Di tengah kondisi tersebut, pertumbuhan ekonomi global di tahun 2020, diperkirakan akan bertumpu pada pertumbuhan ekonomi beberapa negara berkembang, ditopang oleh prospek pertumbuhan yang tetap solid di India, Indonesia, dan Vietnam," kata dia di Gedung Parlemen, Jakarta, Selasa 27 Agustus 2019.

Dia menegaskan, pertumbuhan ekonomi pada 2020, ditargetkan pemerintah sebesar 5,3 persen. Angka tersebut, ditargetkan lebih tinggi dari perkiraan realisasi pertumbuhan ekonomi pada 2019, yang sebesar 5,2 persen, serta realisasi pada 2018, yang hanya tumbuh 5,17 persen.

BI Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI 2022 Maksimal 5,5 Persen

Sementara itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2019, memang masih mengalami pertumbuhan di kisaran lima persen, yakni mencapai 5,05 persen secara tahunan. Angka tersebut, bahkan lebih rendah dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 5,27 persen, dan kuartal I-2019, sebesar 5,07 persen.

Namun, angka tersebut cenderung konsisten dibanding negara-negara lain yang memiliki kekuatan ekonomi lebih besar lainnya. Misalnya, Amerika Serikat melambat menjadi 2,3 persen pada kuartal II-2019, dari yang sebelumnya mampu tumbuh 3,2 persen pada kuartal II-2018, dan 2,7 persen pada kuartal I-2019.

China hanya tumbuh 6,2 persen pada kuartal II-2019, lebih lambat dibandingkan 6,7 persen pada kuartal II-2018, dan 6,4 persen kuartal I-2019. Singapura melambat menjadi 0,1 persen pada kuartal II-2019, lebih rendah dibandingkan 4,2 persen pada kuartal II-2018 dan 1,1 persen kuartal I-2019. 

Di samping itu, lanjut dia, pada kelompok negara ASEAN, Indonesia menjadi salah satu negara yang akan mendukung pertumbuhan ASEAN-5 di tahun 2020. ASEAN diprediksi menjadi kawasan yang dapat mengambil keuntungan di tengah peningkatan tensi perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok.

"Meski demikian, negara ASEAN pengekspor komoditas seperti Malaysia dan Indonesia, perlu terus berhati-hati pada dinamika harga komoditas. Dalam menghadapi berbagai risiko global tersebut, Indonesia harus waspada tanpa merasa pesimis, dengan melakukan langkah antisipasi risiko yang muncul, serta tetap jeli mengambil peluang yang ada," kata Sri. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya