Melantai di Bursa, Kencana Energi Cari Dana Bangun Hydropower Plant

Kencana Energy IPO di Bursa Efek Indonesia.
Sumber :
  • VIVAnews/Mohammad Yudha Prasetya

VIVA – PT Kencana Energi Lestari Tbk yang bergerak di pembangkit listrik tenaga air atau hydropower plant, resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Sebelumnya, perusahaan itu telah melakukan penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO) dan menjadi emiten ke-33 pada 2019.

BEI Setujui Bentoel Hengkang dari Pasar Modal Indonesia

Emiten berkode saham KEEN itu melepas 733.262.500 saham atau setara 20 persen dari modal disetor dan ditempatkan. Kencana Energi menawarkan harga Rp396 per saham, sehingga perseroan akan menghimpun dana sebesar Rp290.371.950.000.

"Bersamaan dengan IPO ini perseroan juga menggelar program Alokasi Saham Karyawan atau Employee Stock Allocation (ESA), sebanyak 1.262.600 lembar saham atau sekitar 0,17 persen dari jumlah saham yang ditawarkan," kata Dirut Kencana Energi Lestari, Henry Maknawi, di Gedung BEI, Jakarta, Senin 2 September 2019.

Buka Perdagangan BEI, Ma'ruf Amin: Ekonomi 2024 Masih Menunjukkan Tanda-tanda Optimisme

Dalam debutnya, saham KEEN melejit 48,99 persen atau 194 poin ke level Rp590 per saham dari harga perdana. “Dan pada masa penawaran umum perdana saham, mengalami oversubscribe sebanyak 47 kali,” ujar Henry.

Dia menjelaskan, sekitar 55 persen dana yang diperoleh dari IPO ini akan dialokasikan perseroan untuk mendukung pengembangan usaha hydropower plant, dan energi terbarukan lainnya.

Holding BUMN Jasa Survei Dukung Bursa Karbon di Indonesia, Ini Perannya

"Sementara sekitar 25 persen lain akan dialokasikan untuk modal kerja, dan sekitar 20 persen sisanya untuk belanja modal," ujarnya.

Perseroan menunjuk PT RHB Sekuritas Indonesia, PT Bahana Sekuritas, dan PT Mirae Asset Sekuritas lndonesia sebagai penjamin pelaksana emisi, dengan masa penawaran umum pada 23-27 Agustus 2019.

Hingga saat lni, perseroan memiliki tiga proyek hydropower plant di Sumatera dan Sulawesi, dengan total kapasitas produksi sebesar 49 megawatt (MW). Dari jumlah tersebut, proyek PLTA Pakkat berkapasitas 18 MW diketahui telah beroperasi di Sumatera Utara, sejak awal 2018.

Selain itu, proyek PLTA Air Putih berkapasitas 21 MW di Bengkulu masih dalam proses komisioning pada Agustus-September 2019, serta proyek PLTM Madong berkapasitas 10 MW saat ini juga sedang dalam tahap persiapan konstruksi dan berlokasi di Tana Toraja, Sulawesi Selatan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya