Luhut: China Itu Gampang, Kita Suruh Apa Saja Mau

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan
Sumber :
  • VIVA/Fikri Halim

VIVA – Pemerintah menilai bahwa investor asal China merupakan salah satu investor yang digemari untuk menanamkan modalnya di Tanah Air, karena kepatuhan mereka akan regulasi yang ada.

Menlu China Qin Gang Lakukan Kunjungan Pertama Asia ke Indonesia, Ada Apa?

Hal itu diutarakan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Panjaitan, saat ditanya mengapa investor asal China cukup banyak yang berinvestasi di Indonesia.

“(Investor) China itu gampang, kita suruh apa saja mau,” kata Luhut di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis 12 September 2019.

Indonesia-China Perkuat Kerja Sama Transformasi Digital

Hal itulah yang membuat pemerintah banyak menerima investasi asal China, karena investor asal negeri Tirai Bambu itu cukup patuh dalam memenuhi aturan investasi yang ada di Indonesia.

Luhut memastikan siapa pun yang beranggapan pemerintah menganakemaskan investor asal China adalah pihak-pihak yang tidak mengerti. Apalagi sampai menuding kalau Luhut  agen China.

Erick Thohir Ungkap Alasan RI Pakai Vaksin COVID-19 Buatan China

"Itu yang ngomong asal bunyi saja. Masa dia bilang Luhut ini agen China atau duta besar China," ujar Luhut.

Luhut menegaskan, sebenarnya pemerintah sama sekali tak memilah-milah investor mana yang diperbolehkan menanamkan modalnya di Tanah Air. Namun, meskipun kesempatan investasi itu terbuka bagi investor asal negara manapun, nyatanya memang tak banyak yang tertarik berinvestasi di Indonesia hingga saat ini.

Hal itu salah satunya bisa dipastikan akibat masalah regulasi dan perizinan, yang kadang tak sesuai dengan kehendak para investor tersebut.

Misalnya soal syarat penggunaan teknologi yang ramah lingkungan, atau bahkan penciptaan nilai tambah bagi Indonesia dalam mengolah sumber daya mineral.

“Mereka (investor) harus transfer teknologi ke tenaga lokal, dimana memang dalam empat tahun pertama belum bisa. Tapi kau (investor) pakai tenaga asingmu, dan kau harus mendirikan politeknik untuk nanti mengganti mereka (tenaga asing) di tahun ketiga, keempat, dan seterusnya," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya