- VIVAnews/Nur Faishal
VIVA – Dikepung banyak masalah rumit tak membuat Trisulowati Jusuf nyungsep. Pengusaha perempuan bernama akrab Chin Chin itu justru bangkit dan pelan-pelan merayapi puncak.
Dia tak mau kenal kata gagal dan hanya ingin akrab dengan diksi sukses sebagai rumusnya.
Nama Chin Chin tersiar ke publik ketika ditetapkan tersangka dan ditahan oleh Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya pada akhir 2016. Dia dilaporkan suaminya sendiri, Gunawan Angka Widjaja, dengan tuduhan mencuri dokumen perusahaan.
Dia juga dipecat dari posisinya sebagai direktur PT Blauran Cahaya Mulia, perusahaan properti yang dibangun bersama suaminya.
Chin Chin akhirnya bebas setelah pengadilan menyatakan dirinya tak terbukti bersalah. Dia bisa kembali bersama ketiga anaknya, Janice, James, dan Lawrence.
Chin Chin yang dicopot dari jabatan tanpa aset satu pun, kemudian bangkit dan memupuk semangat untuk mencapai puncak. “Saya tidak hanya dinolkan, tapi diminuskan,” kata Chin Chin ditemui VIVAnews di rumahnya di Jalan Kedungsari, Surabaya, Jawa Timur, Minggu 15 September 2019.
Chin Chin lahir dan tumbuh di keluarga pengusaha di Blitar, Jawa Timur, pada 1970. Ayahnya seorang pengusaha dengan tiga pabrik, sedangkan ibunya seorang ibu rumah tangga biasa.
Ia adalah anak paling muda dari tiga bersaudara. Masa kecil hingga lulus sekolah menengah atas dihabiskannya di Blitar.
"Sebetulnya masa kecil saya sama dengan anak kecil lainnya, cuma saya sejak kecil kan tidak punya ayah. Usia 13 tahun Papi saya meninggal dunia,” ujarnya.
Kakak Chin Chin yang masih SMP menggantikan ayahnya mengelola usaha. Terlalu muda dan tentu kurang pengalaman. Dari tiga usaha, hanya satu yang berjalan.
Ditinggal figur ayah membuat Chin Chin mengerti bahwa menjadi seorang perempuan harus mandiri. Karena siapa yang tahu Mami saya meninggal di umur berapa.
Jiwa usaha Chin Chin sebetulnya sudah tumbuh sejak kecil. Saat duduk di bangku taman kanak-kanak, dia mengaku sudah biasa mengumpulkan remahan roti pilus, keciput, dan cemilan lainnya produksi pabrik ayahnya.
“Kalau ada yang remek-remek, saya plastiki lalu saya jual, sejak TK. Terus jualan capcapan. Itu kayaknya ditiru anak saya yang paling kecil, Lawrence, dia sekarang suka jualan kaus,” tuturnya.