Aktivis Wanita Gulalai Kabur ke AS dari Pakistan yang Memburunya

Gulalai Ismail
Sumber :
  • Aware Girls via BBC

VIVA – Aktivis hak asasi manusia (HAM) Pakistan, Gulalai Ismail akhirnya bisa terbang ke Amerika Serikat setelah berbulan-bulan bersembunyi di negaranya. "Beberapa bulan terakhir ini sungguh menyeramkan. Saya diancam dan dipersekusi. Saya beruntung bisa hidup," kata Gulalai Ismail baru-baru ini.

Kasus Pemenggalan Perempuan Tolak Dilamar Sulut Kemarahan di Pakistan

Dikutip dari laman BBC, Gulalai Ismail tidak merincikan bagaimana akhirnya dia bisa meninggalkan negara tersebut karena Pakistan memang mencegah Gulalai agar tak bisa pergi ke luar negeri. "Saya tak lewat bandara," kata Gulalai dilansir The New York Times.

Gulalai dituduh negara Pakistan telah melawan negara dan memprovokasi adanya tindakan kekerasan. Dia kemudian bersembunyi agar tak ditangkap.

Taliban Berkuasa, Ongkos Menyelundupkan Warga Afghanistan Meningkat

Kini dia sudah berada di New York bersama saudara perempuannya. Gulalai memohon suaka politik kepada Amerika Serikat.

Selama bertahun-tahun, aktivis perempuan Gulalai menyuarakan banyaknya pelanggaran HAM di Pakistan yang menjadikan perempuan dewasa dan remaja putri hingga bocah perempuan jadi korban. Dia mendirikan LSM pada usia 16 tahun yang diberi nama Aware Girls untuk mengedukasi remaja perempuan tentang hak-hak mereka yang selama ini tidak dilindungi oleh negara.

Hyundai Terancam Diboikot di India, Apa Penyebabnya?

Tahun 2013, dia membentuk tim 100 wanita yang mengawal isu-isu domestik dan kekerasan di pernikahan. Atas upayanya, Gulalai mendapatkan sejumlah penghargaan.

Setelah jadi buron di negara sendiri, Gulalai kemudian dicegah ke luar negeri dan tidak diperbolehkan keluar dari Pakistan. Oleh karena itu, Gulalai mengatakan bahwa dia memang tidak kabur lewat bandara.

Dia mengatakan, terlebih dahulu pergi ke Sri Lanka, negara bebas visa bagi warga Pakistan. Kemudian dari sana dia terbang menuju AS.

Hal pelariannya tersebut disampaikan Gulalai kepada Radio Free Europe dalam sebuah wawancara.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya