Mengintip Uji Beban Jalan Tol Layang Terpanjang RI Pakai Truk 400 Ton

Uji beban di Jalan Tol Layang Jakarta Cikampek.
Sumber :
  • Instagram @official.jasamarga

VIVA – PT Jasa Marga (persero) bersama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pada Senin malam 23 September 2019 melakukan uji beban di ruas jalan tol layang Jakarta-Cikampek.

Urai Kepadatan Lalu Lintas di Tol Jagorawi, Jasa Marga Berlakukan Contraflow Arah Jakarta

Uji beban atau biasa disebut loading test yang dilakukan kali ini dilakukan dengan menggunakan 16 truk yang masing-masing mengangkut beban seberat 40 ton sehingga total pengujian mencapai 400 ton. Uji beban dilakukan dua model yaitu uji beban statis dan dinamis.

Tampak hadir dalam kegiatan uji beban tersebut yaitu Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono yang memang dengan sengaja dan fokus mengamati persiapan pengoperasian jalan tol layang ini.

Jasa Marga: 328 Ribu Kendaraan Tinggalkan Jabotabek di Long Weekend
Polri Jamin Keamanan dan Kelancaran Lalu Lintas di Tempat Wisata saat Libur Panjang
>

Dikutip dari instagram Jasa Marga @official.jasamarga, Selasa 24 September 2019, dijelaskan bahwa uji beban ini merupakan bagian rangkaian sertifikasi laik operasi sebelum nantinya jalan tol ini siap dioperasikan.

Sebelumnya, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan usai uji beban maka proses selanjutnya adalah uji layak jalan tol. Sehingga, diharapkan pada Oktober-November 2019 jalan tol layang ini bisa dioperasikan.

Selain itu, Basuki menuturkan, karena jalan tol ini merupakan terpanjang di Indonesia dengan panjang mencapai 36,8 kilometer maka Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) akan bekerja intensif untuk jalan tol layang Japek Ini.

Keamanan Jalan

Sementara itu, Direktur Utama PT Jasa Marga, Desi Arryani mengatakan untuk keamanan di jalan tol layang pihaknya masih terus melakukan penggodokan golongan kendaraan yang bisa naik ke jalan tol tersebut.

Menurut dia, untuk kapasitas struktur jalan tol layang sebenarnya sangat mampu untuk golongan manapun. Namun, jika melihat dari sisi keamanan truk sering bermasalah di tol sehingga diusulkan hanya untuk golongan satu saja.

"Mungkin kita akan usulkan hanya untuk kendaraan golongan satu saja, sampai tidak ada lagi truk over dimensi atau over load. Jadi lebih ke trafik manajemen saja bukan kekuatan jalan," ujarnya.

>
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya