BI Sebut Aksi Demo Pengaruhi Kurs Rupiah

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti.
Sumber :
  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya

VIVA – Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti mengakui, gelombang protes mahasiswa dan masyarakat dalam dua hari ini memiliki dampak pada nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

Rupiah Terpuruk ke Rp 16.265 per Dolar AS

Pantauan VIVAnews pada kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau Jisdor BI pada hari ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada di level Rp14.134 per US$, melemah dari posisi sebelumnya di level Rp14.099 per US$ pada Selasa 24 September 2019.

"Selain faktor eksternal, yang membuat posisi rupiah tersebut akhirnya goyang adalah faktor internal, yaitu politik dalam negeri," kata Destry di Gedung BEI, Jakarta, Rabu 25 September 2019.

Rupiah Kembali Anjlok ke Level Rp 16.234 per Dolar AS

Destry menjelaskan, dengan adanya demonstrasi di dua hari ini. Hal itu, tentunya menimbulkan guncangan dan kegelisahan di pasar finansial Indonesia.

Apalagi, gejolak perekonomian global pun seakan ikut menimpali, sehingga penguatan rupiah terhadap dolar AS yang sempat menguat di level Rp13.900 per US$ pun tidak bisa bertahan lama.

Mendag Imbau Masyarakat Tak Perlu Khawatir soal Pelemahan Rupiah

"Kan, pernah Rp13.900-an. Tetapi gabungan, ada (pengaruh aspek) global, ada concern domestik," ujar Destry.

Karenanya, agar stabilitas kurs rupiah terhadap dolar AS bisa terjaga, Destry menekankan perlunya upaya mengamankan dan menjaga stabilitas di pasar uang dan valas.

Sehingga, lanjutya, pihaknya pun telah menggelontorkan sejumlah pelonggaran sikap kebijakan moneter, dan menempuh sejumlah langkah bauran kebijakan, guna mengakomodir hal tersebut.

"Kami sedang menjalankan upaya untuk menjaga stabilitas di pasar, khususnya pasar uang dan pasar valas. Itu satu keharusan kalau memang menginginkan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya