Trump Pertimbangkan Hapus Perusahaan China dari Bursa AS

Presiden Amerika Serikat Donald Trump
Sumber :
  • Twitter.com/@realDonaldTrump

VIVA – Pemerintahan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mempertimbangkan menghapus atau delisting perusahaan-perusahaan China dari bursa saham AS. Hal ini diungkapkan oleh tiga narasumber yang mengetahui hal itu. 

KIP Perintahkan KPU Beberkan Data Rincian Infrastruktur Teknologi Pemilu 2024

Dilansir dari Channel News Asia, Minggu 29 September 2019, langkah itu akan menjadi bagian upaya yang lebih luas untuk membatasi investasi AS di perusahaan-perusahaan China. Salah satu sumber mengatakan, rencana itu dimotivasi oleh kekhawatiran Pemerintahan Trump tentang kegiatan perusahaan-perusahaan China. 

Saat ini, perusahaan-perusahaan yang terdaftar di bursa saham New York antara lain, perusahaan raksasa e-commerce China, Alibaba, JD.com, dan Baidu. 

Ketua KPU Buka Suara soal Isu Aplikasi Sirekap Terafiliasi dengan Alibaba

Kabar soal rencana ini juga telah menyebabkan saham-saham perusahaan itu merosot tajam di penutupan bursa pada Jumat lalu. Saham Alibaba turun 5,15 persen. JD.com turun 5,95 persen, dan Baidu turun 3,67 persen. 

Namun, tidak ada informasi jelas bagaimana delisting akan dilakukan.

Ocistok, Platform Startup E-Commerce RI Lebarkan Sayap Bisnis ke Negeri Tirai Bambu

Pada Juni, pemerintah AS memperkenalkan undang-undang yang mendorong perusahaan China yang melantai di bursa-bursa saham AS, untuk menyerahkan informasi-informasi terkait pengawasan, termasuk memberikan akses untuk audit. Kalau tidak, mereka akan mengalami delisting

"Beijing tidak bisa lagi diizinkan untuk melindungi perusahaan China yang tercatat di bursa AS, dari mematuhi aturan dan regulasi di AS untuk transparansi dan akuntabilitas keuangan," ujar Senator Partai Republik, Marco Rubio.

Sumber lainnya menyebut, ide delisting adalah episode baru ketegangan perdagangan AS dan China yang berkepanjangan. 

"Ini adalah prioritas tinggi bagi pemerintah. Perusahaan China yang tidak patuh terhadap proses PCAOB (Public Company Accounting Oversight Board) memberikan risiko bagi investor AS," kata sumber itu. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya