Menko Darmin Tak Happy Kondisi Ekonomi RI Masih Andalkan Konsumsi

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution
Sumber :
  • VIVA/Fikri Halim

VIVA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengaku tak bangga pada stabilnya ekonomi Indonesia di tengah tekanan ekonomi global, akibat kekuatan konsumsi domestik yang sangat besar di banding negara-negara lain.

Pengaruh Makanan Cepat Saji terhadap Kesehatan Anak-anak

Menurut dia, kondisi itu tidak patut di pertahankan karena ketika ekonomi dunia kembali pulih setelah mengalami pelemahan, ekonomi Indonesia akan tetap stagnan. Sedangkan, negara-negara lain yang menggantungkan ekonominya terhadap perdagangan global, akan melaju cepat kembali.

"Nah kita tentu saja menganggap, meski ada keuntungan tapi kita anggap itu bukan sesuatu yang pantas dipertahankan," kata Darmin dalam sambutannya di acara Indonesia Trade and Investment Summit di Jakarta, Selasa, 15 Oktober 2019.

Perkembangan Sistem Pangan dan Pemenuhan Gizi di Masyarakat

Dia mengakui, dengan struktur Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia yang mayoritas atau 55,79 persennya disumbang sektor konsumsi rumah tangga sedangkan peranan ekspor hanya 17,61 persen membuat ekonomi Indonesia masih mampu tumbuh di kisaran lima persen dalam lima tahun terakhir.

Sedangkan, negara lain yang mayoritas PDB nya dipengaruhi ekspor dan impor seperti Singapura dan China justru mengalami kejatuhan ekonomi akibat tekanan ekonomi global yang disebabkan perang perdagangan dan geopolitik.

Ekspor RI Kinclong, Kemenkeu Sebut Omicron Tak Berpengaruh Signifikan

"Negara lain sudah terpuruk mengalami penurunan. Negara lain yang proses perdagangannnya besar barang kali sudah terpukul jauh. Lihat misalnya Singapura bahkan china yang pertumbuhannya nya tadinya 8 persen lebih sekarang di enam koma sekian persen," tegasnya.

Karena itu, lanjut dia, supaya ketahanan ekonomi tersebut nantinya tidak membuat Indonesia stagnan setelah perekonomian pulih, maka pemerintah ditegaskannya telah menyiapkan pembangunan infrastruktur, pembangunan sumber daya manusia, pemberian insentif fiskal dan kemudahan investasi untuk mendongkrak daya saing Indonesia dalam perdagangan global.

"Membuat pertumbuhan kita tidak terlalu merosot saat ekonomi global merosot. Bagaimana pun juga infrastruktur tidak di dasarkan pada pertimbangan jangka pendek namun di rancang dengan pertimbangan jangka panjang," tegas dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya