Pencipta Varietas Unggul Ini Hanya Tamatan SD

Darmin, Pencipta Varietas Unggul Tamatan SD
Sumber :
  • ANTARA FOTO

VIVA – Profesi sebagai pemulia tanaman atau breeder bagi seorang Darmin, sudah menjadi bagian dari kehidupannya. Setidaknya, sudah banyak varietas unggul padi yang dihasilkan memberikan manfaat bagi petani di Indonesia.

Berawal dari Dropship, Gamer Ini Punya Rental Mobil dan Beberapa Vila Miliaran di Bali

Meskipun hanya lulusan Sekolah Dasar (SD), Darmin yang berprofesi sejak kecil sebagai petani ini memiliki kemauan untuk belajar, termasuk dalam hal menyilangkan varietas-varietas padi, agar menjadi tanaman unggul.

Prestasi terakhir, pria kelahiran Indramayu ini berhasil menyilangkan varietas padi Ciherang dengan varietas kebo. Karya Darmin ini sejak diluncurkan 2018, sudah banyak dipergunakan petani di berbagai daerah.

Dari Kurir Paket Kini Jadi Influencer, Pria Ini Sukses Bisnis Laundry dan Jasa Pembuatan Website

"Saya mencoba menggabungkan varietas Ciherang yang dikenal pulen dengan varietas kebo yang berbuah banyak. Hasilnya, menghasilkan varietas pulen dan berbuah banyak, serta telah diakui oleh Badan Litbang Kementerian Pertanian," kata Darmin, seperti dikutip dari keterangannya, Rabu 16 Oktober 2019.

Darmin mengatakan, profesi sebagai pemulia tanaman, berangkat dari keprihatinan melihat produksi tanaman padi teman-temannya sesama petani hanya sedikit, sehingga banyak yang beralih profesi atau bekerja di luar pertanian untuk mencari tambahan penghasilan.

Anak Muda Ini Dulu Kuli, Sekarang Sukses Jadi Pengusaha Digital

Berangkat dari kondisi petani tersebut, kemudian dia belajar dari pemulia tanaman dari Badan Litbang Kementerian Pertanian, untuk menyilangkan tanaman. Ternyata, hasil perdananya sangat memuaskan.

Hingga kini, profesi sebagai pemulia tanaman ditekuni dengan tidak meninggalkan profesinya sebagai petani. Karyanya tidak kalah dengan mereka yang menekuni profesi pemulia tanaman dari perguruan tinggi.

Dibutuhkan

Peneliti dari Institut Pertanian Bogor (IPB), M. Sobir mengatakan, profesi pemulia tanaman ini memang tidak kelihatan, namun sangat dibutuhkan di kalangan petani.

Menurut Sobir, mereka berkontribusi besar terhadap swasembada pangan, karena dari karya mereka bisa menghasilkan varietas-varietas tanaman unggul tahan penyakit, produksi lebih banyak, serta rasa yang dapat disesuaikan dengan selera pasar.

Mengenai peminat program studi pemulia tanaman, Sobir mengatakan, setiap tahunnya mengalami kenaikan, karena memang tenaga ini memang sangat dibutuhkan untuk Indonesia yang tengah menuju swasembada pangan.

Sobir mengatakan, profesi ini memang memiliki banyak saluran dan dapat dipelajari seperti di IPB University, atau melalui talenta (bakat) seperti kemampuan yang dimiliki Darmin, setelah bertahun-tahun bergelut sebagai petani padi.

Sobir mengibaratkan, profesi pemulia tanaman lulusan perguruan tinggi dengan talenta seperti Darmin ini sebagai astronom dan astronaut.

Seorang astronom dapat mempelajari bulan tanpa harus berkunjung ke bulan, seperti halnya dengan astronaut, namun untuk menjadi astronaut harus bisa ke bulan.

Sobir melihat, apa yang dilakukan Darmin, serta pemulia tanaman lainnya merupakan pekerjaan langka, namun dibutuhkan untuk negara-negara agraris seperti Indonesia. “Pekerjaan ini menggabungkan seni dan teknik bercocok tanam untuk menghasilkan varietas yang diinginkan petani maupun konsumen,” ujarnya.

Dia mencontohkan, kalau dulu masyarakat hanya mengenal semangka sebagai buah dengan daging berwarna merah yang banyak bijinya. Namun, berkat peran pemulia tanaman kita, tersedia semangka tanpa biji, bahkan dagingnya kini ada yang berwarna merah.

Teknologi

Seiring perkembangan teknologi, saat ini melalui rekayasa DNA tanaman juga dapat dilakukan penyilangan varietas tanaman untuk mendapatkan hasil terbaik. Pertanyaannya,  apakah peran dari pemuliaan tanaman akan tergantikan?

Managing Director PT East West Seed Indonesia (Ewindo), Glenn Pardede mengatakan, teknologi yang berkembang saat ini semakin memudahkan untuk pemuliaan tanaman, namun tetap tidak dapat menggantikan peran manusia.

Menurut Glenn, teknologi itu hanya alat, sedangkan kreativitas dan seni untuk memproduksi varietas tanaman tetap di tangan manusia, tidak akan tergantikan. “Secanggih apa pun teknologi yang berkembang saat ini, profesi ini tidak akan pernah tergantikan,” ujarnya.

Glenn mengatakan, para ahli di bidang ini ?saat ini, bahkan banyak dicari dan rawan untuk dibajak perusahaan atau bahkan ada yang bersolo karier. "Apalagi, kalau sudah berpengalaman untuk memproduksi varietas-varietas unggul," katanya.

Terkait pentingnya peran pemulia tanaman, belum lama ini Perhimpunan Ilmu Pemuliaan Indonesia (PERIPI), IPB University dan perusahaan benih sayuran tropis hibrida PT Ewindo memberikan penghargaan kepada enam pemulia tanaman atau breeder terbaik Indonesia.

Muhamad Syukur mewakili PERIPI berharap, peran pemerintah lebih ditingkatkan lagi terutama dalam meningkatkan aktivitas budaya dan meningkatkan produksi.

Salah satu breeder yang mendapat penghargaan adalah Darmin, yang juga disejajarkan dengan peraih penghargaan lainnya, yakni Yudhistira Nugraha, Suwarto MS, Sumanah, Rebin, dan Fatkhu Rohman MS.

Syukur mengatakan, peran breeder ini sangat penting ke depannya, mengingat pada 2025, populasi Indonesia diperkirakan mencapai 270 juta jiwa.

Tantangan untuk memenuhi kebutuhan pangan cukup berat, seiring turunnya produktivitas lahan, tingginya laju konversi lahan pertanian ke non-pertanian sekitar 50 ribu ha per tahun, perubahan iklim, serta degradasi kualitas sumber daya alam akibat dari proses pembangunan yang tidak ramah lingkungan.

Ketersediaan benih unggul adalah salah satu solusi penyediaan pangan masa depan. Benih unggul adalah salah satu sarana produksi yang memegang peran penting dalam peningkatan produksi, mutu dan standar kualitas produk tanaman pangan dan hortikultura.

Agaknya, benih menjadi salah satu komponen kunci dalam pencapaian perwujudan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia pada 2045.

Karenanya, penemuan varietas unggul baru, pengembangan kualitas benih, penyebaran maupun pengawasan, dan pengendaliannya merupakan kerangka dasar untuk membangun kedaulatan benih di Indonesia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya