Akademisi Sebut Validitas Data Tentukan Arah Kebijakan Pertanian

Lahan pertanian.
Sumber :

VIVA – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meminta akademisi untuk mendukungnya dalam mengintegerasikan pendataan komoditas pangan yang diproduksi Indonesia saat ini. Rencana tersebut pun disambut baik oleh akademisi. 

7 Negara dengan Populasi Pedesaan Terbesar di Dunia, Indonesia Nomor 4

Rektor Institut Pertanian Bogor, Arif Satria mendukung penuh perampungan data yang dilakukan Kementan dalam mengembangkan sektor pertanian ke depan. Langkah tersebut harus digenjot bersama untuk mewujudkan ketahanan pangan dan kesejahteraan petani.

"Saya sampaikan bahwa data itu sangat penting untuk mengambil keputusan yang tepat, terutama dalam mewujudkan petani muda, ketahanan pangan dan kesejahteraan petani. Sebab di Indonesia petani kita kan rata-rata usinya di atas 47 tahun, dan itu bisa terjadi krisis 10 sampai 15 tahun mendatang," ujar Arif dikutip dari keterangannya, Rabu 13 November 2019. 

BPBD Assessment Pergerakan Tanah di Purwakarta

Menurut Arif, IPB sendiri sebagai kampus berbasis pertanian akan memperkuat program jangka panjang pemerintah dengan mengembangkan teknologi pertanian. Selain itu generasi muda yang unggul di bidang pertanian pun akan dibentuk.

"Dalam hal ini IPB sudah mengembangkan program technopreneur untuk mencetak sociopreneur dengan technopreneur. Tentu kita juga berharap agar Kementan terus memperkuat pembangunan petani milenial ini dari sisi hulu dan pelaku usaha di lapangan," katanya.

Kinerja Seluruh Sektor Lapangan Usaha Kinclong Kuartal I-2024, BI Kasih Buktinya

Dengan begitu lanjut Arif, sektor pertanian Indonesia bisa memanfaatkan berbagai inovasi berbasis ilmu pengetahuan yang dikembangkan generasi muda.

Arif menjelaskan, IPB juga berhasil mengembangkan teknologi perbenihan dan teknologi lain yang sukses diterapkan pemerintah di lahan-lahan pertanian Indonesia.

"Kita sudah mengembangkan benih IPB4S, kemudian cabai dan sebentar lagi kita punya teknologi untuk pasang surut maupun untuk padi dengan lahan pasang surut yang sudah digunakan di 36 kabupaten di Indonesia. Dan itu masih bisa bisa dikembangkan lebih jauh lagi ke berbagai wilayah lainya," katanya.

Sebelumnya Syahrul menjelaskan, selain pendataan, ITB juga diharapkan membantu Kementan dalam mengembangkan Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostra Tani) dan sistem aplikasi data untuk mengambil kebijakan dan program unggulan.

"Tentu kami mengharapkan IPB membantu pengembangan sistem Kostra Tani dan aplikasi data. Yang jelas,"tambahnya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya