Konsumen Masih Optimis pada Ekonomi Indonesia

Ilustrasi kegiatan bisnis.
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

VIVA – Survei Konsumen Bank Indonesia mengindikasikan, optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi pada November 2019, menguat dari bulan sebelumnya. Itu tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen atau IKK November 2019, sebesar 124,2, meningkat dari 118,4 pada bulan sebelumnya.

Gara-gara Harga BBM Naik Kepercayaan Konsumen RI September 2022 Anjlok

Dikutip dari survei tersebut, meningkatnya optimisme konsumen pada bulan tersebut didorong oleh peningkatan kedua komponen pembentuknya, yaitu Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) saat ini yang meningkat 4,5 poin dari bulan sebelumnya menjadi 109,3 dan Indeks Ekspektasi Kondisi Ekonomi (IEK) yang meningkat 7,1 poin menjadi 139,1.

"Optimisme konsumen yang menguat didorong oleh membaiknya persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi ke depan," tulis BI dalam laporan survei tersebut, Kamis, 5 Desember 2019.

Pemulihan Ekonomi Berlanjut, Keyakinan Konsumen Agustus 2022 Naik

Persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini membaik, didorong oleh persepsi yang lebih baik terhadap ketersediaan lapangan kerja, penghasilan saat ini, dan pembelian barang tahan lama. Meski begitu, nilai indeks untuk ketersediaan lapangan kerja pada November masih di bawah 100, yakni hanya 94,5 yang berarti konsumen pesimis terhadap komponen indeks tersebut.

Tetapi, nilai komponen indeks itu naik dibanding bulan sebelumnya yang sebesar 89,4, karena ditengarai didorong oleh dibukanya lowongan CPNS 2019, yang secara nasional mencapai 152 ribu formasi pada awal November 20. Sementara itu, untuk nilai komponen indeks penghasilan saat ini mencapai 119,6 sedangkan pembelian barang tahan lama mencapai 113,6.

Harga BBM dan Listrik Naik, Kepercayaan Konsumen Juli 2022 Turun

"Kenaikan Indeks Penghasilan terjadi pada kelompok responden dengan tingkat pengeluaran Rp2,1-3 juta dan di atas Rp4 juta per bulan," ungkap survei tersebut.

Hasil survei mengindikasikan tekanan kenaikan harga dalam tiga bulan mendatang atau hingga Februari 2020, diprakirakan melambat. Hal ini tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga tiga bulan mendatang yang menurun dibandingkan dengan tekanan harga pada bulan sebelumnya, yakni 173, lebih rendah dari 176,2.

Sementara itu, tekanan kenaikan harga diperkirakan akan sedikit meningkat pada enam bulan mendatang (Mei 2020). Hal ini tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga enam bulan mendatang yang lebih tinggi dari indeks pada bulan sebelumnya, dari 174,1 pada bulan sebelumnya menjadi 176.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya