Hati-hati Beli Barang Stok Lama Saat Diskon Tahun Baru

Ilustrasi diskon akhir tahun.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Linda Hasibuan

VIVA – Momentum tutup tahun, biasanya dimanfaatkan para pebisnis yang bergerak di sektor ritel, khususnya fesyen untuk menggelar pesta diskon. Berbagai potongan harga yang gila-gilaan, dengan strategi marketing lain, seperti beli dua gratis satu, bahkan beli tiga pun gratis satu pun disajukan pada masyarakat. 

YLKI Tantang Capres Adu Gagasan soal Pengendalian Konsumsi Rokok agar Tak Ada Generasi Cemas

Menanggapi hal tersebut, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengimbau, agar konsumen tetap kritis dan waspada terhadap pesta diskon yang ada. Sebab, pada akhirnya pesta diskon tersebut salah salah menggerus kantong kita. 

"Paradigma konsumen menjadi konsumtif, membeli sesuatu yang tidak dibutuhkan," ujar Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi dikutip dari keterangannya, Senin 30 Desember 2019. 

Perokok Elektrik Makin Marak, YLKI: Cukai dan Pajak Bisa Jadi Instrumen Pengendali

Selain itu, pesta diskon sejatinya bukan hal yang baru, sebab pesta diskon setiap hari juga diberikan oleh retailer fashion di semua super market. 

"Pesta diskon juga harus kita waspadai, sebab alih-alih kita mendapatkan produk fashion yang levelnya apkiran, model yang sudah usang, dan bahkan fashion yang mempunyai cacat tersembunyi," tambahnya. 

Ramai Seruan Boikot Produk Israel, YLKI: Bagus, Bentuk Solidaritas dan Empati untuk Palestina

Karena itu, Tulus mengimbau, masyarakat untuk lebih bijak dalam merespons pesta diskon tersebut. Uang yang dikeluarkan, sebaiknya sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. 

"Maksud hati meraih diskon bejibun, tetapi ending-nya malah konsumen merugi. Jangan sampai konsumen gigit jari," ungkapnya. (asp)

Ilustrasi BPOM

YLKI dan BPKN Desak BPOM Teliti Kandungan Bromat di Air Minum Kemasan

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) dan Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) mendesak Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk melakukan penyelidikan.

img_title
VIVA.co.id
4 Maret 2024