Meleset dari Target APBN, Lifting Migas 2019 Hanya 1,8 Juta Boepd

SKK Migas menggelar konferensi pers capaian kinerja 2019
Sumber :
  • VIVAnews/Fikri Halim

VIVA – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi atau SKK Migas mencatat realisasi lifting minyak dan gas bumi hanya mencapai 90,5 persen dari target yang ditetapkan dalam APBN 2019. 

SKK Migas: Komersialisasi Migas Harus Prioritaskan Kebutuhan Dalam Negeri

Hingga akhir tahun 2019, tercatat lifting migas Indonesia hanya mencapai 1,8 juta barel setara minyak per hari (boepd) dari target APBN 2019 sebesar 2,02 juta boepd. 

Jika dirinci lifting minyak sebesar 746 ribu barel per hari (bopd) atau 96,3 persen dari target APBN 2019 sebesar 775 ribu barel per hari. Sedangkan lifting gas hanya tercapai 5.934 juta kaki kubi per hari (mmscfd) atau 84,5 persen dari target APBN 2019 sebesar 7 ribu mmscfd.

Dukung Produksi, 15 Proyek Migas Siap Beroperasi di 2024

Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto menjelaskan, realisasi lifting migas ini meski di bawah target APBN 2019 namun masih di atas dari target Work Progam & Budget (WP&B) sebesar 1,79 juta boepd atau mencapai 101,1 persen.

Menurutnya lifting migas yang meleset dari target ini lantaran adanya penurunan lifting di beberapa proyek hulu migas.

Target Investasi Hulu Migas 2023 Tak Capai Target, Kepala SKK Migas Ungkap Kendalanya

"Contohnya di Mahakam ada minus 15 ribu (barel) yang terjadi karena adanya beberapa penurunan lebih tinggi. Ada pengeboran beberapa kali yang enggak sukses," kata Dwi dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Kamis 9 Januari 2020. 

Selain itu, dia menjelaskan, faktor yang membuat lifting migas tak tercapai karena adanya kebocoran di Blok Cepu yang dioperasikan oleh ExxonMobil, yang menyebabkan lifting berkurang 2.900 barel per hari. Lalu, permasalahan kelistrikan di Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatera. 

"Unplanned shut down 46 Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), isu H2S (gas beracun) Spike HCML (Husky-CNOOC Madura Ltd), hingga kebakaran hutan Riau mengurangi produksi minyak Chevron Pacific Indonesia," kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya