Kopi RI Disukai Warga Swiss, Pemerintah Sepakat Dorong Ekspor

Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki (kiri) dan Dubes Swiss, Muliaman D. Hadad
Sumber :
  • VIVAnews/Fikri Halim

VIVA – Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki menerima kunjungan kerja Duta Besar RI untuk Swiss, Muliaman D. Hadad di kantornya, Senin 13 Januari 2020. Kedua pejabat ini sepakat memanfaatkan peluang Indonesia, untuk meningkatkan ekspor ke Swiss.

Neraca Perdagangan Januari Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi RI

Kerja sama antara Kementerian dan Kedutaan Besar, akan ditingkatkan untuk mendorong ekspor produk Indonesia ke Swiss. Dia menguraikan, beberapa produk yang dimungkinkan untuk diekspor seperti produk hortikultura, produk berbasis bambu, kopi, herbal, dan produk maritim.

"Jadi, tadi melihat peluang ekspor yang begitu besar ke Swiss dan Swiss kebetulan sudah ada perjanjian perdagangan bebas," ujar Teten usai pertemuan, Senin 13 Januari 2020.
 
Menurut Teten, Swiss bisa menjadi pintu masuk produk Indonesia ke pasar Eropa. Untuk itu, dia berharap, kerja sama ini bisa ditingkatkan dan diiringi dengan peningkatan kapasitas produksi di Indonesia.

Neraca Perdagangan RI Surplus, BI: Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi Indonesia

"Kita tadi sudah bicara lebih jauh, kerja sama teknis untuk meningkatkan kapasitas produksi, kapasitas usaha dari UMKM itu sendiri, karena kita tahu kalau mengekspor ke negara-negara maju tentu ada requirement dari impor, standard product, sertifikasi dan lain sebagainya," ujar dia.

Sementara itu, Duta Besar RI untuk Swiss, Muliaman D. Hadad mengatakan, perjanjian perdagangan bebas yang sudah ada harus dimanfaatkan seoptimal mungkin.

Neraca Perdagangan Oktober Surplus, BI: Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

"Agar, kemudian bisa memperbaiki ekspor atau menjawab concern bapak Presiden, bagaimana kita bisa memperbaiki CAD (current account deficit) kita dengan cara mendorong ekspor," kata Mantan Ketua OJK itu.

Saat ini, dia mencontohkan, nilai ekspor kopi ke Swiss sudah mencapai US$30 juta. Kopi Indonesia di Swiss, lanjutnya, sudah terkenal sebagai kopi berkualitas yang disukai meskipun harganya cukup tinggi.

Bahkan, lanjut dia, konsumen kopi RI di Swiss adalah kelas atas. Mereka disebut suka kopi-kopi dari daerah seperti Mandailing hingga Gayo. "Padahal, kita juga banyak sekali kopi kopi, Ada Java Preanger, ada macam-macam. Kalau kita perkenalkan potensinya besar sekali," kata Muliaman.

Dia melanjutkan, ruang untuk tumbuh dan berkembang masih sangat besar. Perusahaan besar seperti Nestle, akan menjadi sasaran pemerintah agar bisa menampung produk Indonesia.

"Kita akan dorong kunjungan kopi-kopi Indonesia ke Swiss, dan kemudian masuk ke pasar Swiss, apakah ke Nestle, atau kah ke pemain-pemain kopi yang lain," kata dia.

"Karena mereka juga roasting di Swiss, dan setelah di-roasting di Swiss kopi itu dijual ke seluruh dunia. Sehingga, potensinya akan besar sekali," tambah dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya