Marak Panic Buying, HIPMI: Jadi Titik Evaluasi Produksi dan Distribusi

Warga melakukan aksi borong bahan makanan (panic buying) di pusat perbelanjaan di Jaktim.
Sumber :
  • Kenny Putra

VIVA – Wakil Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), Eka Sastra menilai adanya wabah virus Corona bisa menjadi titik poin evaluasi tata produksi dan distribusi di Indonesia. Sebab dalam sisi produksi, Indonesia dianggap memiliki tingkat efisiensi yang jauh lebih rendah dibandingkan beberapa negara.

Dirut PLN Pastikan Kesiapan Sistem Kelistrikan Jawa-Madura-Bali Untuk Layani Lebaran

"Produksi kita lebih tinggi dari negara lain. Kita butuh efisiensi dari sisi produksi," kata Eka dalam diskusi di kawasan Senayan, Jakarta, Sabtu 7 Maret 2020.

Ia melanjutkan dari sisi distribusi, masalahnya Indonesia masih menggunakan sistem yang ketinggalan zaman dengan kuota. Padahal, ada sistem tarif yang dianggap lebih kompetitif.

Bakal Jadi Kilang Minyak Terbesar RI, Pertamina Genjot Pembangunan RDMP Balikpapan

"Sehingga tata niaga lebih terbuka. Kepentingan kami, sistem tata niaga lebih terbuka, lebih adil. Maka banyak pengusaha muda lebih berkembang. Kenapa enggak transformasi dari sistem kuota ke tarif," kata Eka.

Terkait hal ini, Pelaku Usaha Bisnis Daging dan Sapi, Yustinus Sadmoko mengatakan yang terpenting dalam dunia usaha adanya kepastian. Sebab pengusaha akan menyesuaikan diri dengan kebijakan pemerintah.

Mobil Listrik Ini Buat Kaum Mendang Mending, Segera Dijual di Indonesia

"Kebijakan pemerintah jadi behaviour bagi kita. Pemerintah mau keluarkan kebijakan apa, kita sesuaikan diri dari usaha. Yang perlu kepastian. Kepastian yang sering dipermainkan," katanya.

Ini Dia Bagaimana Pencetakan 3D Bisa Membantu Banyak Bisnis Indonesia

Ini Dia Bagaimana Pencetakan 3D Bisa Membantu Banyak Bisnis Indonesia

Dalam beberapa tahun terakhir, pencetakan 3D telah berkembang dari sebuah konsep futuristik menjadi teknologi yang mendemokratisasi inovasi dan produksi.

img_title
VIVA.co.id
8 April 2024